VALUE STOCKS ATAU GROWTH STOCK MANA YANG LEBIH BAIK?
Dalam memilih jalur investasi menggunakan analisa fundamental biasanya ada 2 jenis saham yang menjadi pilihan. Apakah saham itu tergolong value stock atau growth stock.
Pengertian tentang apa itu Value Stock dan Growth Stock bisa dibaca di artikel : Apa itu Saham ?
Secara sederhananya, Growth stocks dianggap sebagai saham yang memiliki potensi untuk mengungguli pasar secara keseluruhan dari waktu ke waktu karena potensinya di masa depan, sementara value stocks diklasifikasikan sebagai saham yang saat ini harganya di bawah nilai yang sebenarnya. Saham jenis manakah yang lebih baik?
Value Stocks vs Growth Stocks
Growth stocks dianggap oleh analis memiliki potensi untuk mengungguli pasar keseluruhan atau segmen spesifik mereka untuk periode waktu tertentu. Growth stocks dapat ditemukan di sektor kecil, menengah dan besar serta hanya dapat mempertahankan status ini sampai analis merasa bahwa mereka telah mencapai potensi mereka.
Pertumbuhan perusahaan dianggap bagus untuk ekspansi besar selama beberapa tahun ke depan. Baik karena mereka memiliki produk atau lini produk yang diharapkan untuk menjual dengan baik
Value stocks biasanya lebih besar, perusahaan yang lebih mapan yang diperdagangkan di bawah harga yang menurut para analis value stocks, tergantung pada rasio keuangan atau tolak ukur yang dibandingkan.
Sebagai contoh, nilai buku dari sebuah saham perusahaan mungkin Ro 250 per lembar saham, berdasarkan jumlah saham yang beredar dibagi dengan kapitalisasi perusahaan.
Jika diperdagangkan di harga Rp 200 per lembar saham saat ini, maka dianggap peluang dalam membeli saham ini karena nilainya yang dibawah nilai bukunya.
“Tentu saja rasio PBV yang kecil belum menjadi jaminan bahwa saham ini layak untuk dibeli. Pastikan untuk mencari lebih dalam tentang perusahaan tersebut”
Baca juga artikel : Nilai Pasar atau Nilai Buku

Saham dapat menjadi undervalued karena berbagai alasan. Dalam beberapa contoh, persepsi publik akan mendorong harga turun, misalnya jika seorang tokoh utama dalam perusahaan memiliki skandal pribadi.
Atau bisa jadi perusahaan tersebut terbukti melakukan sesuatu yang tidak etis.
Tetapi jika keuangan perusahaan masih relatif baik, maka seorang investor value investing akan memilih membeli saham perusahaan ini, karena mereka tahu bahwa publik akan segera melupakan apa pun yang terjadi dan harga akan naik ke tempat seharusnya.
Tentunya selama kejadian yang ada bukan merupakan kejadian yang membuktikan GCG yang buruk dari perusahaan.
Baca juga artikel : 3 Cara Menganalisa Kualitatif Suatu Perusahaan
Ada juga saham yang tergolong campuran dari growth stocks dan value stocks karena saham tersebut yang masih undervalued dan masih punya potensi untuk tumbuh pesat di masa yang mendatang.
Yang Mana Yang Lebih Baik ?
Value stocks setidaknya secara teori dianggap memiliki tingkat risiko dan volatilitas yang lebih rendah. Dan bahkan jika mereka tidak kembali ke harga target yang diprediksi oleh analis atau investor, mereka mungkin masih menawarkan pertumbuhan modal, dan saham-saham ini juga sering membayar dividen.
Growth stocks, di sisi lain, jarang membayar dividen dan kemungkinan kerugian bisa lebih tinggi, terutama jika perusahaan mencapai hambatan dalam perkembangan.
Misalnya, perusahaan yang sangat dipuji pertumbuhannya karena memiliki produk baru namun ternyata produk tersebut tidak “sebagus” yang diperkirakan.
Namun, growth stocks yang memang tumbuh dengan konsisten dianggap memiliki potensi return yang tinggi.

Kesimpulan
Jadi, manakah yang lebih baik? Value Stocks atau Growth Stocks?.
Semuanya kembali ke bagaimana profil risiko investor itu sendiri, tujuan melakukan investasi dan berapa lama jangka waktu yang ia harapkan dalam berinvestasi.
Baca juga artikel : Profil risiko dan mengapa hal itu diperlukan?
Perlu juga diketahui bahwa dalam periode yang lebih pendek, kinerja dari masing-masing sub-sektor akan sangat tergantung pada titik siklus dimana pasar berada.
Misalnya, value stocks cenderung lebih baik selama resesi, sementara growth stocks akan sering unggul selama periode ekspansi. Oleh karena itu faktor ini harus diperhitungkan oleh investor jangka pendek.
Baca juga : Apa itu Saham Cyclical dan Saham Non Cyclical
Jika anda menyukai artikel ini jangan lupa untuk berlangganan di Youtube Channel Pintar Saham dan nantikan video edukasi tentang saham di channel tersebut. Jangan lupa melihat Facebook Fan Page Pintar Saham Indonesia dan Instagram Pintar Saham @pintarsaham.id
Disclaimer :
Penyebutan nama saham (jika ada) tidak bermaksud untuk memberikan penilaian bagus buruk, atau pun rekomendasi jual beli atau tahan untuk saham tertentu. Tujuan pemberian contoh adalah untuk menunjukkan fakta yang menguatkan opini penulis. Kinerja Masa Lalu tidak menjadi jaminan akan kembali terulang pada masa yang akan datang. Semua data dan hasil pengolahan data diambil dari sumber yang dianggap terpercaya dan diolah dengan usaha terbaik. Meski demikian, penulis tidak menjamin kebenaran sumber data. Data dan hasil pengolahan data dapat berubah sewaktu-waktu tanpa adanya pemberitahuan. Seluruh tulisan, komentar dan tanggapan atas komentar merupakan opini pribadi