Bank Raya (AGRO) berhasil membukukan laba Rp50,89 miliar di tahun 2024, melonjak tajam 109% dari tahun sebelumnya yang hanya Rp24,35 miliar. Namun, kenaikan ini bukan karena kinerja bisnis yang cemerlang, melainkan karena beban pajak yang anjlok drastis dari Rp104,04 miliar menjadi hanya Rp4,45 miliar. Tanpa keajaiban pajak ini, laba Bank Raya mungkin justru akan terjun bebas.
Meski demikian, ada beberapa sinyal positif. Pendapatan bunga bersih naik 17,2% menjadi Rp571,97 miliar, didukung oleh kenaikan pendapatan bunga ke Rp1,05 triliun. Bank juga mendapat rejeki nomplok dari pemulihan aset keuangan yang dihapusbukukan, melonjak ke Rp494 miliar dari sebelumnya Rp363 miliar. Penyaluran kredit naik tipis 3,4% menjadi Rp7,13 triliun, dengan segmen mikro dan konsumer yang menunjukkan pertumbuhan.
Namun, ada tanda-tanda yang mengkhawatirkan. CKPN atau pencadangan untuk kredit macet meningkat tajam 162% menjadi Rp410,26 miliar, menunjukkan bahwa bank sendiri masih waspada terhadap kualitas kreditnya. Meski NPL bruto membaik dari 4,40% menjadi 3,22%, tingginya pencadangan ini mengindikasikan bahwa Bank Raya belum sepenuhnya yakin dengan prospek kredit yang disalurkan. Jadi, meskipun labanya meroket, Bank Raya masih punya banyak pekerjaan rumah untuk membangun fondasi bisnis yang lebih solid.
Jangan lewatkan kesempatan ini—klik link berikut sekarang dan raih keuntungan lebih maksimal! https://bit.ly/PriorityMemberships