Skydrugz Radar 7 Oktober 2021: Panic Coal?
Kemarin komoditas coal atau batubara mengalami koreksi yang lumayan besar. Menurut saya itu adalah hal yang wajar. Setelah berhari-hari rally, koreksi adalah peristiwa yang lumrah. Seperti yang sudah pernah saya sebutkan di sebuah percakapan di grup, kunci utama krisis energi kali ini adalah Russia. Sedangkan pemeran pembantu dalam krisis sekarang adalah China, Australia, India dan Amerika Serikat. Lalu yang menjadi korban utama adalah Uni Eropa.
Rusia memainkan politik mengurangi suplai gas ke Eropa agar Gazprom bisa menjadi operator penuh di Nord Stream 2. Sedangkan Eropa tidak menginginkan hal tersebut karena mereka berpikir nanti mereka akan dikuasai secara tidak langsung oleh Russia. Mengenai konflik Nord Stream ini saya sudah bahas sejak Mei 2021 yang lalu. Dan Amerika Serikat ikut berperan di sini dalam karena mereka yang menganjurkan Uni Eropa agar tidak terlalu bergantung pada Russia. Padahal sesungguhnya adalah Amerika juga bergantung pada Rusia dengan mengimpor banyak minyak dan gas dari musuh lama mereka di Cold War. Jika Eropa dapat suplai dari Rusia maka AS bisa tidak kebagian.
Ada perbedaan kepentingan. Dan Russia ingin menunjukkan kekuatan di sini dengan mengurangi supplies gas ke Eropa yang berakibat pada inflasi energi di Eropa. Hingga akhirnya Eropa terpaksa menggunakan lagi Coal karena biaya operasional menggunakan gas menjadi terlalu mahal ketimbang operasional Coal.
Di sisi lain, kelaparan energi juga melanda China dan India. Selama ini mereka adalah old market untuk coal. Sejak awal mereka sudah butuh coal begitu recovery pasca Covid-19 terjadi. Dan begitu Eropa juga butuh coal maka terjadi kompetisi yang ketat memperebutkan coal. Tidak ada yang ingin mati kedinginan seperti peristiwa Texas Cold Death.
Di sisi produsen, Australia sudah berkomitmen akan tetap mempertahankan Coal. Tapi mereka tidak bisa menjual coal ke China. Karena mereka ada konflik dengan China yang lagi – lagi dipanasi oleh Amerika Serikat. Itu membuat China meningkatkan impor coal dari Indonesia.
Tapi sayangnya dari sisi Indonesia, mereka ogah – ogahan meningkatkan produksi. Karena mayoritas Coal 2021-2023 dijual di harga murah pasca kontrak jangka panjang antara China dan Indonesia di November 2020. Sayangnya perjanjian tersebut dibuat ketika Coal masih di bawah 100 dollar. Target ekspor kita ke China adalah 200 juta ton senilai 1,46 milyar dollar. Mungkinkah karena itulah mengapa ADRO enggan menaikkan produksi selama kontrak dengan China masih berlanjut.
Data ESDM menunjukkan kalau produksi dan ekspor kita memang mengalami penurunan yang sangat drastis dalam 4 bulan terakhir. September 2021 menjadi bulan paling rendah kita memproduksi batubara dan bulan paling rendah dalam ekspor batubara. Jadi supply dari Indonesia menurun karena kombinasi antara fixed kontrak harga jual coal di harga rendah, badai la nina, dan larangan ekspor terhadap 30 perusahaan Coal. Supply dari Australia pun menurun karena efek konflik China.
Dan Rusia tinggal menahan suplai gas Eropa dan krisis energi pun terjadi. Yang jelas akan untung besar dari krisis energi ini menurut saya adalah Russia karena mereka memiliki cadangan gas dan batubara yang besar. Mereka bisa jual ke China dan Eropa. Best of both world. Dan tidak ada yang bisa menekan Russia karena utang luar negeri Rusia sangat kecil. Tidak ada negara yang bisa mengintervensi mereka dari sisi ekonomi. Dari sisi militer, siapa yang berani serang Rusia? Mau perang nuklir?
Krisis energi ini mungkin memberikan juga keuntungan untuk Indonesia dan Australia sebagai produsen batubara. Namun yang perlu kita khawatirkan adalah efek inflasi yang berkepanjangan. This is bad for economy.
Policy saya sekarang adalah tidak buka lagi OLT. Hapus OLT dari aplikasi HP dan komputer. Agar tidak tergoda untuk jualan cepat saham coal yang masih ada di portofolio. Sediakan kas sedikit di RDN lalu pasang GTC buy just in case Harga anjlok dan GTC buy selot selot untuk Oktober Project. GTC buy PTBA buy if <2100, 2000, 1800. GTC sell PTBA sell if price >3000, 3500, 4000. Between 2100-3000, do nothing.
Skydrugz Bot Radar
Versi 1
NO | Saham | MARCAP | PBV | Harga |
---|---|---|---|---|
1 | PMMP | 1.0 T | 1.01 | 442 |
2 | VIVA | 823.2 B | 8.22 | 50 |
3 | SMCB | 13.3 T | 1.74 | 1,730 |
4 | TOWR | 63.0 T | 5.94 | 1,235 |
5 | CPIN | 102.5 T | 3.92 | 6,250 |
6 | MIKA | 31.9 T | 5.15 | 2,240 |
7 | BCAP | 4.5 T | 0.81 | 106 |
8 | BFIN | 15.2 T | 2.22 | 955 |
9 | ROTI | 8.2 T | 2.77 | 1,320 |
10 | FREN | 30.5 T | 2.42 | 99 |
11 | SIDO | 22.7 T | 7.16 | 755 |
12 | EMTK | 105.0 T | 4.64 | 1,715 |
13 | CENT | 9.0 T | 3.92 | 288 |
14 | INTP | 36.4 T | 1.60 | 9,900 |
15 | MLPT | 6.2 T | 8.30 | 3,300 |
- Cara menggunakan Radar ini bisa cek di sini
- ANTM keluar radar, terakhir radar hari 7.
- TOWR Radar hari 1.
- CPIN radar hari 2
- MIKA Radar Hari 1
- BCAP radar hari 2
- ROTI Radar hari 4
- FREN Radar Hari 4
- SIDO Radar Hari 3
- EMTK Radar Hari 11
- KREN keluar. Terakhir Radar Hari 3
- BBKP keluar. Terakhir radar hari 4
- CENT radar hari 8
- INTP Radar Hari 1
Pintarsaham dan DBS Digibank akan mengadakan Webinar Saham FREE pada tanggal 22 Oktober 2021 pukul 19.00 WIB. Jangan lupa untuk mendaftarkan diri :
Jika ingin mendapatkan data analisis Laporan Keuangan Kuartalan bisa pesan di sini atau menghubungi Whatsapp Admin Pintarsaham.id +62 831-1918-1386
Untuk konsultasi perencanaan keuangan atau Financial Planning dari Certified Financial Planner Tim Pintarsaham.id bisa juga melakukan reservasi via Whatsapp +62 831-1918-1386
Jika ingin membuat rekening sekuritas bisa chat via whatsapp nomor 083119181386
Jika anda menyukai artikel ini jangan lupa untuk berlangganan di Youtube Channel Pintar Saham dan nantikan video edukasi tentang saham di channel tersebut. Jangan lupa melihat Facebook Fan Page Pintar Saham Indonesia dan Instagram Pintar Saham @pintarsaham.id
Disclaimer :
Penyebutan nama saham (jika ada) tidak bermaksud untuk memberikan penilaian bagus buruk, atau pun rekomendasi jual beli atau tahan untuk saham tertentu. Tujuan pemberian contoh adalah untuk menunjukkan fakta yang menguatkan opini penulis. Kinerja Masa Lalu tidak menjadi jaminan akan kembali terulang pada masa yang akan datang. Semua data dan hasil pengolahan data diambil dari sumber yang dianggap terpercaya dan diolah dengan usaha terbaik. Meski demikian, penulis tidak menjamin kebenaran sumber data. Data dan hasil pengolahan data dapat berubah sewaktu-waktu tanpa adanya pemberitahuan. Seluruh tulisan, komentar dan tanggapan atas komentar merupakan opini pribadi.