Monday, March 17, 2025
No menu items!
Google search engine
HomeInsightSkydrugz Corner: Estimasi Utang TOWR Setelah Akuisisi

Skydrugz Corner: Estimasi Utang TOWR Setelah Akuisisi

Skydrugz Corner: Estimasi Utang dan Valuasi TOWR Setelah Akuisisi SUPR

Pembahasan mengenai utang baru TOWR untuk akuisisi SUPR sudah saya bahas di artikel sebelumnya.

Pada artikel kali ini saya coba menghitung kembali semua utang TOWR dan SUPR setelah dikonsolidasi pasca akuisisi.

Setelah resmi menjadi anak TOWR, maka semua utang dan laba SUPR akan dikonsolidasi ke LK TOWR.

Dalam postingan kali ini, saya hanya akan membahas saja utang berbunga karena utang berbunga ada beban tambahan berupa bunga yang harus dibayarkan.

Utang TOWR

Di Q2 2021 utang berbunga TOWR adalah 17,523 Triliun. Utang jangka pendek 2,899 Triliun sedangkan jangka panjang 14,624 Triliun.

Beban bunga Sarana Menara 522 milyar. Jika di setahunkan sekitar 1,044 Triliun. Dengan demikian bunga pinjaman sekitar 5,9% setahun.

Ketika melakukan akuisisi SUPR, Sarana Menara mengambil pinjaman di beberapa bank. Total pinjaman mencapai 17 Triliun. Dengan bunga <5% setahun.

Sehingga jika ditotal, utang TOWR menjadi 34 Triliun rupiah, kita bulatkan ke atas jadi 35 Triliun saja. Jadi demikian utang lama dan utang baru Sarana Menara Tbk memiliki bunga yang berbeda.

Berhubung LK Q3 2021 TOWR belum rilis, jadi kita masih belum bisa menentukan berapa beban bunga Pasca-Akuisisi dan utang baru.

Tapi let’s assume Bunga Semua Utang tersebut adalah 5,5% sehingga beban bunga akan menjadi 1,925 Triliun. Atau bulatkan ke atas jadi 2 Triliun.

Utang SUPR

Sekarang mari kita lihat utang SUPR. Beban keuangan SUPR di Q2 2021 adalah 383 milyar. Disetahunkan menjadi 766 milyar.

Besar utang SUPR adalah 6,8 Triliun. Sehingga bunga SUPR adalah sekitar 11,2% setahun. Di sini kita bisa lihat kalau ternyata perbankan memberikan besaran bunga yang berbeda untuk SUPR dan TOWR.

TOWR mendapatkan bunga pinjaman yang jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan SUPR.

Ini menunjukkan semakin besar skala bisnis sebuah perusahaan maka posisi tawar nya menjadi jauh lebih besar.

Mungkin setelah SUPR diakuisisi oleh TOWR, mereka juga bisa menikmati bunga murah.

Utang TOWR dan SUPR

Dengan demikian utang TOWR secara keseluruhan menjadi 35 Triliun + 6,8 Triliun (bulatkan ke atas jadi 7 Triliun) = 42 Triliun rupiah.

Beban bunga menjadi 2,8 Triliun.

Enterprise Value TOWR

Sehingga enterprise value TOWR (exclude utang usaha dan utang pajak) menjadi = 61 Triliun – 1,6 Triliun – 0,2 Triliun + 42 Triliun = 101 Triliun.

CFO TOWR

CFO Tower menjadi = 3,8 Triliun + 1,1 Triliun = 4,9 Triliun

Disetahunkan menjadi sekitar 10 Triliun

Estimasi capex maintenance = TOWR 1,5 Triliun + SUPR 500 Milyar = 2 Triliun

Sehingga Arus Kas Bebas = 8 Triliun

Dikurangi beban bunga 2,8 Triliun atau bulatkan jadi 3 Triliun.

Maka Estimasi arus kas bebas tanpa bunga TOWR Pasca-Akuisisi = 5 Triliun rupiah

Dengan utang 42 Triliun. Maka setidaknya butuh waktu 8-9 Tahun bagi TOWR untuk melunasi semua utangnya.

Laba

Laba TOWR Q2 2021 = 1,7 Triliun, setahunkan 3,4 Triliun

Laba SUPR Q2 2021= 213 M, setahunkan 426 Milyar

Konsolidasi = 4 Triliun

Jumlah saham beredar = 52 milyar lembar

EPS Proyeksi = 77 rupiah.

EBITDA

Depresiasi dan Amortisasi Sarana Menara di 2020 1,59 T, bulatkan jadi 1,6 Triliun

Dengan begitu potensi EBITDA Sarana Menara adalah 6,8 Triliun

Sedangkan Depresiasi dan Amortisasi SUPR adalah 430 milyar.

Potensi EBITDA SUPR adalah 1,3 Triliun

Sehingga Potensi EBITDA konsolidasi Sarana Menara setelah akuisisi adalah 8,1 Triliun

Estimasi Valuasi

Dengan di harga 1185, market capital TOWR 60,5 Triliun sedangkan enterprises value sekitar 101 Triliun (asumsi dengan tambahan utang baru Pasca-Akuisisi SUPR).

Sehingga setelah akuisisi proyeksi valuasi TOWR adalah

  • EV/CFO = 10,1
  • EV/FCF = 20,2
  • EV/EBITDA = 12,46
  • PER = 15,38

Menurut saya ini fair priced. Karena sebagai perbandingan EV/EBITDA untuk emiten menara lainnya adalah:

  • TBIG 18,96
  • IBST 18,91
  • CENT 23,94
  • BALI 8,56
  • GHON 11,03

Hanya BALI dan GHON yang valuasinya lebih murah dari Sarana Menara.

Dalam 5 tahun terakhir PER rata-rata Sarana Menara adalah 16,78

PER Deviasi -1= 12,86

PER Deviasi -2 = 8,94

EPS Proyeksi tanpa akuisisi adalah 67 rupiah:

  • PER 16,78 = 1124 atau bulatkan jadi 1120
  • PER 12,86 = 860
  • PER 8,94 = 600

Jika EPS Proyeksi pasca akuisisi = 77 rupiah maka:

  • PER 16,78 = 1292 atau bulatkan 1290
  • PER 12,86 = 990
  • PER 8,94 = 680
Strategi Akumulasi

Dana 50 juta rupiah dibagi menjadi 35 titik akumulasi yakni:

  • 1280 11 lot
  • 1260 11 lot
  • 1240 11 lot
  • 1220 11 lot
  • 1200 11 lot
  • 1180 12 lot
  • 1160 12 lot
  • 1140 12 lot
  • 1120 12 lot
  • 1100 12 lot
  • Dst….
  • 600 23 lot

Dengan strategi tersebut total lot yang dapat dikumpulkan dengan dana 50 juta rupiah adalah 539 lot dengan average 894 rupiah.

Jika ingin mendapatkan data analisis Laporan Keuangan Kuartalan bisa pesan di sini atau menghubungi Whatsapp Admin Pintarsaham.id +62 831-1918-1386

Untuk konsultasi perencanaan keuangan atau Financial Planning dari Certified Financial Planner Tim Pintarsaham.id bisa juga melakukan reservasi via Whatsapp +62 831-1918-1386

Jika ingin membuat rekening sekuritas bisa chat via whatsapp nomor 083119181386

Jika anda menyukai artikel ini jangan lupa untuk berlangganan di Youtube Channel Pintar Saham dan nantikan video edukasi tentang saham di channel tersebut. Jangan lupa melihat Facebook Fan Page Pintar Saham Indonesia dan Instagram Pintar Saham @pintarsaham.id

Disclaimer :

Penyebutan nama saham (jika ada) tidak bermaksud untuk memberikan penilaian bagus buruk, atau pun rekomendasi jual beli atau tahan untuk saham tertentu. Tujuan pemberian contoh adalah untuk menunjukkan fakta yang menguatkan opini penulis. Kinerja Masa Lalu tidak menjadi jaminan akan kembali terulang pada masa yang akan datang. Semua data dan hasil pengolahan data diambil dari sumber yang dianggap terpercaya dan diolah dengan usaha terbaik. Meski demikian, penulis tidak menjamin kebenaran sumber data. Data dan hasil pengolahan data dapat berubah sewaktu-waktu tanpa adanya pemberitahuan. Seluruh tulisan, komentar dan tanggapan atas komentar merupakan opini pribadi.

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -
Google search engine

Latest Post

Most Popular

Skydrugz Corner: Estimasi Utang TOWR Setelah Akuisisi

Skydrugz Corner: Estimasi Utang dan Valuasi TOWR Setelah Akuisisi SUPR

Pembahasan mengenai utang baru TOWR untuk akuisisi SUPR sudah saya bahas di artikel sebelumnya.

Pada artikel kali ini saya coba menghitung kembali semua utang TOWR dan SUPR setelah dikonsolidasi pasca akuisisi.

Setelah resmi menjadi anak TOWR, maka semua utang dan laba SUPR akan dikonsolidasi ke LK TOWR.

Dalam postingan kali ini, saya hanya akan membahas saja utang berbunga karena utang berbunga ada beban tambahan berupa bunga yang harus dibayarkan.

Utang TOWR

Di Q2 2021 utang berbunga TOWR adalah 17,523 Triliun. Utang jangka pendek 2,899 Triliun sedangkan jangka panjang 14,624 Triliun.

Beban bunga Sarana Menara 522 milyar. Jika di setahunkan sekitar 1,044 Triliun. Dengan demikian bunga pinjaman sekitar 5,9% setahun.

Ketika melakukan akuisisi SUPR, Sarana Menara mengambil pinjaman di beberapa bank. Total pinjaman mencapai 17 Triliun. Dengan bunga <5% setahun.

Sehingga jika ditotal, utang TOWR menjadi 34 Triliun rupiah, kita bulatkan ke atas jadi 35 Triliun saja. Jadi demikian utang lama dan utang baru Sarana Menara Tbk memiliki bunga yang berbeda.

Berhubung LK Q3 2021 TOWR belum rilis, jadi kita masih belum bisa menentukan berapa beban bunga Pasca-Akuisisi dan utang baru.

Tapi let’s assume Bunga Semua Utang tersebut adalah 5,5% sehingga beban bunga akan menjadi 1,925 Triliun. Atau bulatkan ke atas jadi 2 Triliun.

Utang SUPR

Sekarang mari kita lihat utang SUPR. Beban keuangan SUPR di Q2 2021 adalah 383 milyar. Disetahunkan menjadi 766 milyar.

Besar utang SUPR adalah 6,8 Triliun. Sehingga bunga SUPR adalah sekitar 11,2% setahun. Di sini kita bisa lihat kalau ternyata perbankan memberikan besaran bunga yang berbeda untuk SUPR dan TOWR.

TOWR mendapatkan bunga pinjaman yang jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan SUPR.

Ini menunjukkan semakin besar skala bisnis sebuah perusahaan maka posisi tawar nya menjadi jauh lebih besar.

Mungkin setelah SUPR diakuisisi oleh TOWR, mereka juga bisa menikmati bunga murah.

Utang TOWR dan SUPR

Dengan demikian utang TOWR secara keseluruhan menjadi 35 Triliun + 6,8 Triliun (bulatkan ke atas jadi 7 Triliun) = 42 Triliun rupiah.

Beban bunga menjadi 2,8 Triliun.

Enterprise Value TOWR

Sehingga enterprise value TOWR (exclude utang usaha dan utang pajak) menjadi = 61 Triliun – 1,6 Triliun – 0,2 Triliun + 42 Triliun = 101 Triliun.

CFO TOWR

CFO Tower menjadi = 3,8 Triliun + 1,1 Triliun = 4,9 Triliun

Disetahunkan menjadi sekitar 10 Triliun

Estimasi capex maintenance = TOWR 1,5 Triliun + SUPR 500 Milyar = 2 Triliun

Sehingga Arus Kas Bebas = 8 Triliun

Dikurangi beban bunga 2,8 Triliun atau bulatkan jadi 3 Triliun.

Maka Estimasi arus kas bebas tanpa bunga TOWR Pasca-Akuisisi = 5 Triliun rupiah

Dengan utang 42 Triliun. Maka setidaknya butuh waktu 8-9 Tahun bagi TOWR untuk melunasi semua utangnya.

Laba

Laba TOWR Q2 2021 = 1,7 Triliun, setahunkan 3,4 Triliun

Laba SUPR Q2 2021= 213 M, setahunkan 426 Milyar

Konsolidasi = 4 Triliun

Jumlah saham beredar = 52 milyar lembar

EPS Proyeksi = 77 rupiah.

EBITDA

Depresiasi dan Amortisasi Sarana Menara di 2020 1,59 T, bulatkan jadi 1,6 Triliun

Dengan begitu potensi EBITDA Sarana Menara adalah 6,8 Triliun

Sedangkan Depresiasi dan Amortisasi SUPR adalah 430 milyar.

Potensi EBITDA SUPR adalah 1,3 Triliun

Sehingga Potensi EBITDA konsolidasi Sarana Menara setelah akuisisi adalah 8,1 Triliun

Estimasi Valuasi

Dengan di harga 1185, market capital TOWR 60,5 Triliun sedangkan enterprises value sekitar 101 Triliun (asumsi dengan tambahan utang baru Pasca-Akuisisi SUPR).

Sehingga setelah akuisisi proyeksi valuasi TOWR adalah

  • EV/CFO = 10,1
  • EV/FCF = 20,2
  • EV/EBITDA = 12,46
  • PER = 15,38

Menurut saya ini fair priced. Karena sebagai perbandingan EV/EBITDA untuk emiten menara lainnya adalah:

  • TBIG 18,96
  • IBST 18,91
  • CENT 23,94
  • BALI 8,56
  • GHON 11,03

Hanya BALI dan GHON yang valuasinya lebih murah dari Sarana Menara.

Dalam 5 tahun terakhir PER rata-rata Sarana Menara adalah 16,78

PER Deviasi -1= 12,86

PER Deviasi -2 = 8,94

EPS Proyeksi tanpa akuisisi adalah 67 rupiah:

  • PER 16,78 = 1124 atau bulatkan jadi 1120
  • PER 12,86 = 860
  • PER 8,94 = 600

Jika EPS Proyeksi pasca akuisisi = 77 rupiah maka:

  • PER 16,78 = 1292 atau bulatkan 1290
  • PER 12,86 = 990
  • PER 8,94 = 680
Strategi Akumulasi

Dana 50 juta rupiah dibagi menjadi 35 titik akumulasi yakni:

  • 1280 11 lot
  • 1260 11 lot
  • 1240 11 lot
  • 1220 11 lot
  • 1200 11 lot
  • 1180 12 lot
  • 1160 12 lot
  • 1140 12 lot
  • 1120 12 lot
  • 1100 12 lot
  • Dst….
  • 600 23 lot

Dengan strategi tersebut total lot yang dapat dikumpulkan dengan dana 50 juta rupiah adalah 539 lot dengan average 894 rupiah.

Jika ingin mendapatkan data analisis Laporan Keuangan Kuartalan bisa pesan di sini atau menghubungi Whatsapp Admin Pintarsaham.id +62 831-1918-1386

Untuk konsultasi perencanaan keuangan atau Financial Planning dari Certified Financial Planner Tim Pintarsaham.id bisa juga melakukan reservasi via Whatsapp +62 831-1918-1386

Jika ingin membuat rekening sekuritas bisa chat via whatsapp nomor 083119181386

Jika anda menyukai artikel ini jangan lupa untuk berlangganan di Youtube Channel Pintar Saham dan nantikan video edukasi tentang saham di channel tersebut. Jangan lupa melihat Facebook Fan Page Pintar Saham Indonesia dan Instagram Pintar Saham @pintarsaham.id

Disclaimer :

Penyebutan nama saham (jika ada) tidak bermaksud untuk memberikan penilaian bagus buruk, atau pun rekomendasi jual beli atau tahan untuk saham tertentu. Tujuan pemberian contoh adalah untuk menunjukkan fakta yang menguatkan opini penulis. Kinerja Masa Lalu tidak menjadi jaminan akan kembali terulang pada masa yang akan datang. Semua data dan hasil pengolahan data diambil dari sumber yang dianggap terpercaya dan diolah dengan usaha terbaik. Meski demikian, penulis tidak menjamin kebenaran sumber data. Data dan hasil pengolahan data dapat berubah sewaktu-waktu tanpa adanya pemberitahuan. Seluruh tulisan, komentar dan tanggapan atas komentar merupakan opini pribadi.

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -
Google search engine

Most Popular

Recent Comments