Strategi investasi jangka panjang memang lebih tepat digunakan di saham karena sifatnya yang high risk dan high return. Terdapat banyak strategi yang dapat digunakan dalam berinvestasi di saham.
Ada beberapa strategi yang terbukti memiliki statistik lebih baik dibandingkan strategi lainnya. Dikutip dari investopedia ternyata ada beberapa strategi yang dalam jangka panjang peluang keberhasilannya lebih besar yang sudah diterapkan di Pasar Modal Amerika Serikat.
Strategi tersebut antara lain :

- Value Investing
Benjamin Graham, merupakan pelopor dalam value investing. Caranya dalam menilai suatu saham adalah dengan melakukan perhitungan.
Suatu saham dikatakan murah harganya apabila dua pertiga atau kurang dari nilai buku yang sebenarnya, dua pertiga dari net current asset dan total hutang kurang dari nilai buku yang sebenarnya.
Pada buku “The Little Book That Beats the Market”, Joel Greenblatt memilih pendekatan yang dilakukan oleh Graham dengan beberapa variasi.
Model Greenblatt dalam mencari saham yang nilainya menarik menggunakan rasio ROIC atau Return on Invested Capital.
Cara menghitung ROIC adalah dengan :
Menghitung Laba Bersih dibagi dengan Modal yang diinvestasikan (hutang jangka panjang ditambah dengan modal pemegang saham)
[bctt tweet=”Nilai ROIC harus lebih besar dari WACC (mungkin agak pusing disini tapi cukup dengan menghitung ROIC saja makin besar makin baik)” username=””]
Hal ini ketika diuji pada periode tahun 1988 hingga 2009 menghasilkan tingkat pertumbuhan tahunan (kenaikan harga saham) sebesar 24% dibandingkan hanya 10% untuk index SP 500 di Amerika Serikat. Di Indonesia belum ada penelitian menggunakan ROIC dalam memperkirakan kenaikan harga saham.
Investor yang menggunakan prinsip value investing mungkin akan berbeda-beda dalam menggunakan cara seperti apa namun kesamaannya adalah mereka mencari saham yang tergolong undervalued.
Periode dalam memegang suatu saham dapat dikatakan bervariasi dan seorang Warren Buffet pernah menyatakan bahwa masa periodenya dalam memegang suatu saham adalah selamanya.
Inti dalam pendekatan value investing adalah perlunya waktu yang cukup lama sebelum pasar mengenal nilai intrinsik suatu saham perusahaan tersebut.
Baca juga artikel : Analisis Fundamental Saham

- Index Investing
Di tahun 2008, Buffet bertaruh dengan manajer reksa dana bahwa reksa dana dengan menggunakan indeks SP 500 sebagai patokan akan mengalahkan reksa dana konvensional di 10 tahun mendatang.
Hal ini terbukti dimana di awal 2015 Reksa dana Vanguard Indeks SP 500 menghasilkan return atau imbal hasil 63% dibandingkan reksa dana lain yang hanya menghasilkan 20%.
Reksa dana index mengasumsikan bahwa pasar sudah efisien atau hampir efisien. Metode strategi ini mengikuti indeks dengan persisnya karena jumlah portofolionya disesuaikan dengan bobot masing-masing emiten pada suatu indeks.
Kelemahan metode ini adalah sulit dilakukan oleh investor ritel karena diperlukan dana yang banyak agar dapat benar-benar menyamai indeks tersebut dari sisi jumlah anggota portofolio dan seberapa banyak lembar saham suatu emiten dalam suatu portofolio indeks. Konsep ini sama dengan konsep yang dicetuskan oleh John Bogle.
Baca juga artikel : Profil John Bogle

- Trend Following
Seorang value investor fokus terhadap analisis fundamental saham dan jarang mengikuti apa itu trend following. Banyak investor menggunakan moving average sebagai dasar dalam memasuki atau keluar dalam suatu trend following.
Sebagai contoh, beberapa pengikut trend following menjual suatu saham jika MA 200 menurun. Strategi menggunakan moving average lebih detail akan dibahas pada artikel lain.
Kesimpulan
Berinvestasi di pasar modal khususnya saham memerlukan strategi yang tepat. Wajib melakukan riset terlebih dahulu sebelum memutuskan pembelian atau penjualan. Terdapat banyak strategi dan tidak semua orang cocok dengan strategi yang sama. [bctt tweet=”Karakter investor itu sendiri dalam hal profil risiko dan jangka waktu yang diinginkan berpengaruh dalam strategi yang tepat” via=”no”]. 3 strategi investasi jangka panjang ini bisa dijadikan salah satu referensi dalam memilih strategi yang tepat dalam berinvestasi saham
[…] Dari dividen ternyata Bank BUMN tidaklah terlalu tinggi dimana maksimal dividen yieldnya adalah sebesar 2.9% yaitu BBRI dan BMRI. Jadi bagi yang ingin melakukan strategi saham dividen sepertinya belum tepat. Dilihat dari sisi kenaikan harga dari posisi awal tahun yang sudah naik hingga 7% adalah BBTN dan 3 tahun terakhir ternyata BBTN juga yang naiknya paling tinggi. Jadi bagi yang ingin melakukan strategi trend following bisa mencoba mulai melihat BBTN ini. Baca artikel ini : 3 Strategi Investasi Saham Jangka Panjang yang Terbukti Berhasil […]
[…] juga artikel : 3 Strategi Investasi Jangka Panjang yang Terbukti Berhasil. Misalnya apabila memang prospek bisnisnya di masa depan yang terancam dengan adanya pemain baru […]