Analisa Saham Bank BUMN di Indonesia bertujuan untuk memilih yang mana kira-kira dari 4 bank BUMN yang ada yaitu BBRI, BMRI, BBNI dan BBTN yang kinerja keuangannya terbaik. Jadi yang kita bahas disini hanyalah dari sisi laporan keuangannya saja. Posisi laporan keuangan yang dijadikan acuan adalah posisi kuartal 3 2018.

Dalam menganalisa bank pada cara analisa saham bank BUMN di Indonesia ini yang dijadikan patokan adalah ROA, PBV, CAR dan NPL. Perbedaan yang signifikan antara perusahaan sektor perbankan dengan sektor lainnya adalah inti bisnis dari bank yang lebih ke jasa intermediasi. Intermediasi maksudnya adalah mengalihkan dana yang dimiliki oleh orang yang kelebihan dana ke orang yang membutuhkan dana dalam bentuk kredit.

Oke sebelum kita mulai dengan data tabel maka kita jelaskan dulu apa yang dimaksud dengan :

• Industri maksudnya adalah industri keuangan yang terdiri dari berbagai sektor yaitu perbankan, Asuransi, Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Efek dan Lainnya .
• Annualised disini maksudnya secara sederhananya adalah disetahunkan , misal karena laporan kuartal 3 saja yang sudah keluar maka untuk disetahunkan nilai EPS tadi dikali 1.33 , contoh lain apabila baru kuartal 2 yang keluar maka untuk disetahunkan tinggal dikali 2 saja.
• TTM adalah (bukan Teman Tapi Mesra #krik) di saham TTM maksudnya adalah Trailing Twelve Months. Jadi perhitungan dihitung misalnya patokannya kuartal 3 tahun 2018 maka angka kuartal 4 2017 juga disertakan agar menjadi genap setahun. Sehingga angka TTMnya adalah Q4 2017 + Q1 2018+ Q2 2018 + Q3 2018 = TTM

[bctt tweet=”Penggunaan TTM atau annualized dalam hal laporan keuangan wajib diketahui agar data yang dianalisa tidak bias dan menghasilkan keputusan yang salah” via=”no”]. Beberapa analisa lebih memilih menggunakan TTM dibandingkan annualized karena terlihat lebih riil.

Berikut tabel laporan keuangan dari 4 bank BUMN di Indonesia yaitu BBRI, BBNI, BMRI dan BBTN :

Dari valuasi sederhana dapat dilihat ternyata dari sisi PER yang paling murah adalah Bank Tabungan Negara, Tbk (BBTN) namun menariknya dari nilai EV to EBIT yang paling murah adalah Bank Nasional Indonesia, Tbk (BBNI).

Dari sisi market capital atau kapitalisasi pasar BRI paling besar dibandingkan 3 bank BUMN lainnya begitu juga dengan nilai Enterprise Valuenya. Baca artikel tentang : Enterprise Value dan Kegunaannya dalam Mengukur Nilai Harga Saham

Dari sisi profitabilitas ternyata Bank Rakyat Indonesia yang paling dominan, berhasil mengalahkan bank BUMN lainnya.

Dari dividen ternyata Bank BUMN tidaklah terlalu tinggi dimana maksimal dividen yieldnya adalah sebesar 2.9% yaitu BBRI dan BMRI. Jadi bagi yang ingin melakukan strategi saham dividen sepertinya belum tepat. Dilihat dari sisi kenaikan harga dari posisi awal tahun yang sudah naik hingga 7% adalah BBTN dan 3 tahun terakhir ternyata BBTN juga yang naiknya paling tinggi. Jadi bagi yang ingin melakukan strategi trend following bisa mencoba mulai melihat BBTN ini. Baca artikel ini : 3 Strategi Investasi Saham Jangka Panjang yang Terbukti Berhasil

Dari sisi laba bersih yang terbesar masih dipegang oleh Bank BRI. Free Cash Flow juga tertinggi diraih oleh Bank BRI.

Kesimpulan

4 Bank BUMN ini bisa dijadikan pilihan untuk berinvestasi saham bagi yang memang berminat di sektor perbankan. Masing-masing memiliki segmentasi pasarnya seperti BRI yang identik dengan kredit mikro dan rakyatnya, Bank BTN dengan kredit perumahannya dan sebagainya.

Analisa di artikel ini hanya melihat dari sisi kinerja keuangannya saja sehingga masih ada faktor lain yang berpengaruh seperti misalnya berapa rasio kredit macetnya, prospek layanan dan jasa yang dimiliki oleh masing-masing bank dan sebagainya.

Paling tidak kita sebagai investor saham merasa aman bukan karena 4 bank ini merupakan milik pemerintah. Jadi pilihan tergantung dari anda sendiri sebagai investor saham. Saham apa yang menjadi pilihan anda ?.

Jika anda menyukai artikel ini jangan lupa untuk berlangganan di Youtube Channel Pintar Saham dan nantikan video edukasi tentang saham di channel tersebut. Jangan lupa melihat Facebook Fan Page Pintar Saham Indonesia dan Instagram Pintar Saham @pintarsaham.id

Disclaimer :

Penyebutan nama saham (jika ada) tidak bermaksud untuk memberikan penilaian bagus buruk, ataupun rekomendasi jual beli atau tahan untuk saham tertentu. Tujuan pemberian contoh adalah untuk menunjukkan fakta yang menguatkan opini penulis. Kinerja Masa Lalu tidak menjadi jaminan akan kembali terulang pada masa yang akan datang. Semua data dan hasil pengolahan data diambil dari sumber yang dianggap terpercaya dan diolah dengan usaha terbaik. Meski demikian, penulis tidak menjamin kebenaran sumber data. Data dan hasil pengolahan data dapat berubah sewaktu-waktu tanpa adanya pemberitahuan. Seluruh tulisan, komentar dan tanggapan atas komentar merupakan opini pribadi