Monday, March 17, 2025
No menu items!
Google search engine
HomeBelajar SahamApa Itu Net Profit Margin

Apa Itu Net Profit Margin

Apa itu Net Profit Margin?

Dalam kegiatan analisis saham investor tidak akan pernah terlepas dari rasio keuangan yang satu ini. Rasio net profit margin merupakan salah satu rasio dasar yang harus tiap investor pahami tiap kali melakukan analisis fundamental.

Net profit margin (NPM) adalah persentase dari pendapatan yang tersisa setelah dikurangi semua komponen biaya. Rasio ini memberikan informasi berapa laba bersih yang dapat perusahaan hasilkan dari total penjualan.

Rumus dari NPM adalah:
(Net profit / penjualan) x 100 = NPM

NPM ini lumrah dicantumkan dalam periode laporan bulanan, kuartal, atau tahunan.

Kehadiran NPM ini dimaksudkan untuk mengukur kesuksesan keseluruhan bisnis.

Sebuah perusahaan yang mampu menghasilkan NPM yang tinggi berarti bisnis tersebut mampu menghargai produknya dengan bagus dan melakukan pengendalian yang baik pada komponen biaya-biayanya.

NPM ini sangat berguna untuk membandingkan hasil antarperusahaan di industri yang sama.

Secara umum, sebuah perusahaan jika dapat menghasilkan NPM lebih daru 10% sudah termasuk hebat, walaupun angka NPM di tiap-tiap industri bisa berbeda.

Namun, perlu diingat NPM memiliki beberapa kekurangan seperti:

  • Perbedaan di tiap industri. NPM yang rendah misalnya di industri grosir mungkin dapat diterima karena terjadi perputaran persediaan yang sangat cepat.

Sebaliknya pada industri yang lain, akan sangat perlu bagi suatu perusahaan menghasilkan NPM yang lebih tinggi untuk menghasilkan arus kas yang cukup untuk membeli aset atau mendanai modal kerja.

  • Perbedaan kebijakan utang. Sebuah perusahaan mungkin lebih memilih bertumbuh menggunakan utang dibanding menggunakan modal sendiri, yang mana tentu akan menghasilkan beban bunga yang signifikan. Hal ini akan menurunkan net profit margin.

Maka dari itu keputusan untuk mengambil utang sangat berpengaruh terhadap net profit margin.

  • Dalam sistem pelaporan akuntansi. Perusahaan yang besar atau yang sudah diperdagangkan sahamnya di bursa biasa menggunakan sistem akuntansi akrual, penerimaan dan pengeluaran diakui atau dicatat ketika transaksi terjadi, bukan ketika uang kas untuk transaksi-transaksi tersebut diterima atau dibayarkan.

Misal ketika terjadi beban depresiasi yang besar tentu akan menurunkan net profit margin, walaupun secara aliran kas besar.

Contoh ilustrasi NPM:


PT XYZ memiliki laba bersih 26 juta selama satu bulan. Dalam satu bulan itu, total penjualan peruashaan 100 juta. Sehingga net profit marginnya sebagai berikut:

(26 juta / 100 juta) x 100 = 26%.

Semoga penjelasan singkat di atas dapat dimengerti dan menjadi tambahan perspektif saat menganalisis suatu saham berbasis analisis fundamental.

Referensi

Jika anda menyukai artikel ini jangan lupa untuk berlangganan di Youtube Channel Pintar Saham dan nantikan video edukasi tentang saham di channel tersebut. Jangan lupa melihat Facebook Fan Page Pintar Saham Indonesia dan Instagram Pintar Saham @pintarsaham.id

Disclaimer :

Penyebutan nama saham (jika ada) tidak bermaksud untuk memberikan penilaian bagus buruk, atau pun rekomendasi jual beli atau tahan untuk saham tertentu. Tujuan pemberian contoh adalah untuk menunjukkan fakta yang menguatkan opini penulis. Kinerja Masa Lalu tidak menjadi jaminan akan kembali terulang pada masa yang akan datang. Semua data dan hasil pengolahan data diambil dari sumber yang dianggap terpercaya dan diolah dengan usaha terbaik. Meski demikian, penulis tidak menjamin kebenaran sumber data. Data dan hasil pengolahan data dapat berubah sewaktu-waktu tanpa adanya pemberitahuan. Seluruh tulisan, komentar dan tanggapan atas komentar merupakan opini pribadi

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -
Google search engine

Latest Post

Most Popular

Apa Itu Net Profit Margin

Apa itu Net Profit Margin?

Dalam kegiatan analisis saham investor tidak akan pernah terlepas dari rasio keuangan yang satu ini. Rasio net profit margin merupakan salah satu rasio dasar yang harus tiap investor pahami tiap kali melakukan analisis fundamental.

Net profit margin (NPM) adalah persentase dari pendapatan yang tersisa setelah dikurangi semua komponen biaya. Rasio ini memberikan informasi berapa laba bersih yang dapat perusahaan hasilkan dari total penjualan.

Rumus dari NPM adalah:
(Net profit / penjualan) x 100 = NPM

NPM ini lumrah dicantumkan dalam periode laporan bulanan, kuartal, atau tahunan.

Kehadiran NPM ini dimaksudkan untuk mengukur kesuksesan keseluruhan bisnis.

Sebuah perusahaan yang mampu menghasilkan NPM yang tinggi berarti bisnis tersebut mampu menghargai produknya dengan bagus dan melakukan pengendalian yang baik pada komponen biaya-biayanya.

NPM ini sangat berguna untuk membandingkan hasil antarperusahaan di industri yang sama.

Secara umum, sebuah perusahaan jika dapat menghasilkan NPM lebih daru 10% sudah termasuk hebat, walaupun angka NPM di tiap-tiap industri bisa berbeda.

Namun, perlu diingat NPM memiliki beberapa kekurangan seperti:

  • Perbedaan di tiap industri. NPM yang rendah misalnya di industri grosir mungkin dapat diterima karena terjadi perputaran persediaan yang sangat cepat.

Sebaliknya pada industri yang lain, akan sangat perlu bagi suatu perusahaan menghasilkan NPM yang lebih tinggi untuk menghasilkan arus kas yang cukup untuk membeli aset atau mendanai modal kerja.

  • Perbedaan kebijakan utang. Sebuah perusahaan mungkin lebih memilih bertumbuh menggunakan utang dibanding menggunakan modal sendiri, yang mana tentu akan menghasilkan beban bunga yang signifikan. Hal ini akan menurunkan net profit margin.

Maka dari itu keputusan untuk mengambil utang sangat berpengaruh terhadap net profit margin.

  • Dalam sistem pelaporan akuntansi. Perusahaan yang besar atau yang sudah diperdagangkan sahamnya di bursa biasa menggunakan sistem akuntansi akrual, penerimaan dan pengeluaran diakui atau dicatat ketika transaksi terjadi, bukan ketika uang kas untuk transaksi-transaksi tersebut diterima atau dibayarkan.

Misal ketika terjadi beban depresiasi yang besar tentu akan menurunkan net profit margin, walaupun secara aliran kas besar.

Contoh ilustrasi NPM:


PT XYZ memiliki laba bersih 26 juta selama satu bulan. Dalam satu bulan itu, total penjualan peruashaan 100 juta. Sehingga net profit marginnya sebagai berikut:

(26 juta / 100 juta) x 100 = 26%.

Semoga penjelasan singkat di atas dapat dimengerti dan menjadi tambahan perspektif saat menganalisis suatu saham berbasis analisis fundamental.

Referensi

Jika anda menyukai artikel ini jangan lupa untuk berlangganan di Youtube Channel Pintar Saham dan nantikan video edukasi tentang saham di channel tersebut. Jangan lupa melihat Facebook Fan Page Pintar Saham Indonesia dan Instagram Pintar Saham @pintarsaham.id

Disclaimer :

Penyebutan nama saham (jika ada) tidak bermaksud untuk memberikan penilaian bagus buruk, atau pun rekomendasi jual beli atau tahan untuk saham tertentu. Tujuan pemberian contoh adalah untuk menunjukkan fakta yang menguatkan opini penulis. Kinerja Masa Lalu tidak menjadi jaminan akan kembali terulang pada masa yang akan datang. Semua data dan hasil pengolahan data diambil dari sumber yang dianggap terpercaya dan diolah dengan usaha terbaik. Meski demikian, penulis tidak menjamin kebenaran sumber data. Data dan hasil pengolahan data dapat berubah sewaktu-waktu tanpa adanya pemberitahuan. Seluruh tulisan, komentar dan tanggapan atas komentar merupakan opini pribadi

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -
Google search engine

Most Popular

Recent Comments