SWF Indonesia: INA
INA adalah suatu lembaga investasi sui generis dan melakukan investasi dengan ko-investasi dengan mitra investor, baik dalam maupun luar negeri. Tujuan investasi Sovereign Wealth Fund (SWF) asli Indonesia itu yakni mengelola aset domestik yang dianggap perlu untuk dilakukan pembangunan.
Ada dua jenis investasi yang dapat dilakukan, melalui master fund maupun thematic fund. Thematic fund dibuat secara khusus untuk melakukan investasi di jenis aset tertentu, mengingat tiap investor memiliki appetite resiko dan pilihan aset yang berbeda-beda.
Jika ada investor yang memang khusus melihat pelabuhan atau bandara, maka INA akan melakukan matching antara berbagai tipe investor dan aset dalam masing-masing thematic fund.
Mengenai mekanisme teknis dalam masing-masing thematic fund akan disesuaikan dengan jenis aset dan investasinya, tentu dengan mengikuti standar internasional dengan tata kelola yang baik, transparan dan akuntabel.
INA juga dapat menjadi salah satu channel investasi ke Indonesia, selain channel investasi yang sudah ada, seperti melalui saham, obligasi, pinjaman atau financing, skema KPBU maupun investasi langsung lainnya.
Adapun dari sisi permulaan, pemerintah Indonesia telah melakukan injeksi modal kepada INA sebesar Rp 15 triliun dan akan ditingkatkan menjadi Rp 75 triliun di tahun 2021 sebagai basis penyertaan modal INA pada berbagai fund yang akan dibentuk.
1. Ridha DM Wirakusumah (Dirut PT Bank Permata Tbk/BNLI) sebagai CEO
2. Arief Budiman (mantan Direktur Keuangan Pertamina) sebagai Deputy CEO
3. Stefanus Ade Hadiwidjaja (Managing Director of Creador) sebagai Chief Investment Officer
4. Marita Alisjahbana (Country Risk Manager Indonesia Citi) sebagai Chief Risk Officer
5. Eddy Porwanto (eks Dirkeu PT Garuda Indonesia Tbk/GIAA, sebagai Chief Financial Officer.
Kalau melihat asset INA, nampaknya perusahaan ini belum sepenuhnya beroperasi. Karena cadangan kas perusahaan ini mencapai 5 Triliun plus deposito 10 Triliun. Sedangkan liabilitas hanya 15 Milyar. Saldo laba 19,3 Milyar.
Sumber pendapatan utama SWF INA saat ini hanya pendapatan bunga bank dan deposito yang mencapai 34,4 milyar. Sedangkan beban operasional mencapai 15 Milyar. Dan perlu diingat, SWF INA bebas pajak.
Dari sini terlihat jelas bahwa di Q1 2021, belum ada pergerakan SWF.
Arus kas fresh. Dapat modal 15 Triliun. 10 Triliun langsung masuk deposito dicatat di CFO. Perolehan Asset tetap 324 juta. Bayar karyawan dalam 3 bulan 47 juta.
Sebagai entitas investasi, INA tidak mengonsolidasi entitas anaknya, tetapi mengukur investasi dalam entitas anak pada nilai wajar.
Laporan keuangan disusun sesuai dengan dasar biaya historis. Biaya historis umumnya didasarkan pada nilai wajar dari imbalan yang diberikan dalam pertukaran barang dan jasa. Sedangkan Nilai wajar adalah harga yang akan diterima untuk menjual aset atau dibayar untuk mengalihkan kewajiban dalam transaksi yang teratur antara para pelaku pasar pada tanggal pengukuran.
Asset tetap SWF INA saat ini hanya komputer yang dibeli dengan nilai mencapai 324 juta rupiah. Cadangan kas perusahaan sebanyak 5 Triliun disimpan di Bank Mandiri dengan bunga 3,5%. Begitu pula deposito berjangka 10 Triliun disimpan di Bank Mandiri dengan bunga 3,5% jatuh tempo antara Maret – September 2021.
Lalu ada beban akrual yang mencapai 15 milyar rupiah untuk remunerasi semua Dewan Pengawas dan Direktur. 15 Milyar/10 orang = rata – rata 1,5 Milyar untuk 3 bulan.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2020 Pasal 50, laba yang diperoleh INA digunakan untuk cadangan wajib, saldo laba dan pembagian dividen untuk pemerintah. Pembentukan cadangan wajib dilakukan sampai mencapai 50% dari modal INA. Pada tanggal 31 Maret 2021, INA belum membentuk cadangan wajib tersebut.
Bagian laba setelah penyisihan untuk cadangan wajib digunakan untuk saldo laba. Akumulasi saldo laba diinvestasikan sesuai kebijakan investasi. Dalam hal akumulasi saldo laba telah melebihi 50% dari modal INA, sebagian dari laba dapat digunakan sebagai pembagian dividen untuk pemerintah.
Pembagian dividen untuk pemerintah paling banyak 30% dari laba. Apabila pembagian dividen untuk pemerintah melebih 30% dari laba, maka pembagian dividen tersebut harus
berdasarkan keputusan Menteri Keuangan.
Berdasarkan LK Q1 2021 semua modal SWF INA masih berasal dari pemerintah. Belum ada modal dari negara lain.
Mari kita sama-sama berdoa agar SWF bisa mensejahterakan rakyat. Semoga tidak menjadi the next Jiwasraya dan Asabri yang dikuasai bandar selama bertahun-tahun.
Bagi yang tertarik untuk mendapatkan data analisa kuartalan emiten pilihan bisa pesan di sini.
Atau dengan memesan melalui Whatsapp Tim Pintarsaham di +62831-1918-1386
Bagi yang ingin mencoba instrumen yang lebih beresiko tinggi kripto dengan resiko duit hilang 100% jika lagi kurang beruntung dan bisa cuan multibagger jika lagi beruntung bisa daftar di sini.
Buat yang mau daftar di Pintarkripto, isi form di sini.
Buat yang mau punya akun trading kripto Binance atau Tokokripto daftar di sini.
Buat yang mau daftar akun trading dan investasi saham, bisa daftar di sini
Buat yang mau pesan ebook analisis Laporan Keuangan, bisa pesan di sini.
Bagi yang tertarik membuka rekening saham Sucor atau Mirae bisa menghubungi @skydrugz27 via Telegram
2. Cara Daftar di Akun Kripto Agar Bisa Beli Bitcoin dan Dogecoin
4. Cara Beli Saham TSLA di Binance
7. Menjaga Psikologi Agar Tetap Waras
8. Mengenai Pajak Dividen Saham Yang Dibeli di Luar Negeri
10. Cara Cuan di Kripto tanpa Harus Trading
11. Cara Cuan Passive Income di Kripto dari Liquid Swap
Jika anda menyukai artikel ini jangan lupa untuk berlangganan di Youtube Channel Pintar Saham dan nantikan video edukasi tentang saham di channel tersebut. Jangan lupa melihat Facebook Fan Page Pintar Saham Indonesia dan Instagram Pintar Saham @pintarsaham.id
Jika ingin diskusi saham via Telegram bisa dengan menjadi Nasabah Sucor Referal TIRA2 dengan PM saya @skydrugz27 di Telegram.
Untuk Insights Saham bisa ke sini.
Bagi yang mau buka akun Kripto bisa di Binance atau Tokokripto pakai link di sini.
Bagi yang mau join grup kripto bisa isi form PintarKripto.
Jika ingin pesan analisis Laporan Keuangan Kuartalan Komprehensif dari Pintarsaham.id bisa pesan di sini