Analisis Saham BJTM
Berdasarkan laporan keuangan per 31 Desember 2022, BJTM membukukan laba bersih sebesar Rp1,54 triliun.
Laba bersih ini hanya meningkat 1,30% dari Rp1,52 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
Grafik harga saham BJTM
Harga saham BJTM pernah mencapai level tertingginya di area Rp950-an pada awal tahun 2021. Kalau kamu ingat pada saat itu memang ada unsur pompom dari anak presiden terkait saham BJTM jadi tiba-tiba meroket.
Di sepanjang tahun 2022, harga saham BJTM cenderung sideways dan ditutup dengan penurunan -5,33%.
Dari kinerja keuangan sebenernya BJTM ini oke-oke saja tapi kenapa sahamnya sama seperti BJBR “disitu-situ aja?”
Profil Perusahaan
PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk, yang dikenal dengan sebutan PT Bank Jatim, didirikan pada tanggal 17 Agustus 1961 di Surabaya
Pada tanggal 12 Juli 2012, BJTM melakukan Penawaran Umum atau Initial Public Offering (IPO) dan menjadi Perusahaan Terbuka atau Go Public.
Menjual 20% kepemilikan perusahaan kepada publik sebanyak 2.983.537.000 lembar saham dengan harga Rp 430,- per lembar saham dengan nilai nominal dasar Rp 250,- per lembar saham.
Baca juga artikel tentang : Nilai buku atau nilai pasar
Dana yang diperoleh dari hasil Penawaran Umum ketika itu sebesar Rp 1.282.920.910.000,- yang digunakan untuk penguatan modal dalam rangka mendukung ekspansi kredit, terutama sektor UMKM, serta pengembangan jaringan operasional dan teknologi informasi.
Per akhir Februari 2023, saham BJTM mayoritas dimiliki oleh Pemda Provinsi Jawa Timur sebanyak 51,13%, Pemda Kabupaten/Kota sebanyak 28,35% dan 20,52% sisanya dimiliki oleh publik (kepemilikan di bawah 5%).
Berdasarkan kategori asal SID investornya untuk saham scripless yang diperdagangkan di BEI, terlihat persentase kepemilikan investor lokal mendominasi sebanyak 66,93%, sedangkan sisanya investor asing sebanyak 33,07%.
Jika dilihat lebih detail lagi, sebagian besar investor lokal yang memegang saham BJTM ialah pihak investor individual.
Analisis Fundamental
Berdasarkan laporan keuangan per 31 Desember 2022, BJTM membukukan pendapatan sebesar Rp6,88 triliun.
Pendapatan ini naik tipis 3,42% dari Rp6,65 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
Pendapatan terbesar perusahaan dikontribusi oleh pendapatan bunga dan syariah pihak ketiga yaitu sebesar Rp6,87 triliun di mana pendapatan ini naik 3,48% secara tahunan. Selanjutnya ada pendapatan bunga dan syariah pihak berelasi sebesar Rp8,05 miliar yang turun -32,56%.
Selanjutnya, perusahaan mencatatkan sedikit penurunan beban bunga dan syariah dari Rp1,97 triliun menjadi Rp1,96 triliun atau turun -0,60%. Sehingga perusahaan mencatatkan laba bruto sebesar Rp4,91 triliun atau naik 5,12% secara tahunan.
Setelah dikurangi berbagai beban dan ditambah penghasilan operasi lainnya, perusahaan mencatatkan laba usaha sebesar Rp1,94 triliun. Angka ini lebih tinggi 8,36% dari Rp1,79 triliun di tahun sebelumnya.
Melihat kenaikan laba bersih yang tipis bagaimana dengan dividen yang akan dibagikan tiap tahunnya ? apakah akan meningkat dibandingkan tahun sebelumnya? Kalau kamu lihat di tabel historikal dividennya BJTM, perusahaan ini secara konsisten membagikan dividen per lembar saham yang bertumbuh.
Hal ini konsisten juga dengan laba bersihnya yang selalu bertumbuh bahkan pada saat pandemi yang lalu.
Pembahasan estimasi dividen yield yang mungkin dibagikan oleh BJTM bisa juga kamu cek di Youtube Channel Pintar Saham : 4 Saham Dividen untuk Jangka Panjang
Estimasi yang sempat muncul di berita, dividen yang akan dibagikan oleh BJTM 53 per lembar saham dengan harga saham di angka 720 maka dividen yieldnya di angka 7,36% (lumayan lebih besar dari SBR atau SR)
Bagaimana estimasi laba dan harga wajar saham BJTM?
Menggunakan standar deviasi baik PER dan PBV harusnya BJTM ini masih murah namun mengapa harga sahamnya ga kemana-mana?? Jadi sengaja saya tidak menampilkan standar deviasinya karena sepertinya akan sulit tercapai lagi kalau tidak ada katalisnya.
Beberapa hal menurut saya mengapa harga saham BJTM disitu-situ saja :
- Jumlah pemegang saham individu yang banyak dan kategori dividen hunter jadi mereka “tidak terlalu peduli” dengan capital gain asalkan bisa menghasilkan dividen yield konsisten diatas 7% per tahun. Memegang saham perusahaan yang bisa dibilang “safe” banget karena pemegang saham pengendalinya Pemprov Jawa Timur.
- Bank Jatim beberapa tahun terakhir belum pernah memiliki kinerja yang superb banget. Selalu so so yang okelah bertumbuh tapi ya gitu so so jadi katalis agar orang-orang berbondong-bondong membeli saham ini tidak ada.
- Bank Jatim juga menerbitkan lembar saham baru (MESOP dan ESOP) sebagai bagian dari kompensasi untuk karyawannya. CMIIW. Memang tidak banyak atau tidak signifikan seperti rights issue misalnya namun ini menjadi notice juga kalau tipe investor saham yang rigid.
- Belum banyak yang tau apa beda Bank Pembangunan Daerah (BPD) seperti BJTM dan BJBR dengan bank nasional seperti BBCA atau BBRI. Banyak juga yang belum tahu apa unfair advantage dari BPD, padahal ni bank daerah itu memiliki risiko kredit yang lebih rendah karena sebagian besar debiturnya ASN dan kemudahan dalam menghimpun DPK (Dana Phak Ketiga) karena dana pemda yang berasal dari pemerintah pusat akan disalurkan melalui BPD.
Nah kamu pemegang saham setia BJTM bisa berharap dividen yield konsisten 7% nya tiap tahun dengan mudah. Ada pendapat lain ?