IPO Startup Bodong: Luckin Coffee
Banyak investor yang ingin cepat kaya dengan mengikuti IPO Startup. Ada beberapa ada yang kaya mendadak, ada juga yang jadi zonk seperti yang terjadi pada Startup Luckin Coffee.
Story Luckin Coffee itu sederhana yakni kopi + digital = kopi digital. Padahal sebenarnya mereka hanyalah gerai kopi biasa yang diberikan embel – embel digital. Tujuan utama mereka adalah mengambil alih market share Starbucks. Dan banyak investor besar yang termakan oleh janji kopi digital Luckin Coffee mulai dari SWF Singapura GIC hingga Blackrock. Saya sudah membahas ini di postingan sebelumnya.
Pada postingan kali ini saya akan membahas lagi mengenai Luckin Coffee karena menurut saya ini adalah contoh startup bodong paling mutakhir yang bisa menjadi pelajaran buat investor ritel agar selalu waspada ketika hendak berinvestasi di startup. Investasi di startup itu tidak ada salahnya, tapi selalu ingat untuk tidak all in. Karena perusahaan besar seperti SoftBank dan Tencent ketika investasi di startup dana yang mereka alokasikan maksimal hanya 2% dari total portofolio mereka. Sehingga jika 1 startup gagal, maka duit mereka yang hilang mayoritas hanya 2% saja. Total asset Softbank mencapai 342 milyar dollar di 2020. SoftBank investasi di Coupang melalui VisionFund senilai 2 milyar dollar. Sedangkan total dana Vision Fund mencapai 200 milyar dollar. Sehingga nilai investasi SoftBank lewat Vision Fund hanya sekitar 1% dari total portofolio Vision Fund. Jadi intinya adalah kalau mau spekulasi di startup, jangan all in. Diversifikasi. Sehingga jika ternyata startup itu fraud seperti Luckin Coffee maka investornya tidak sampai bangkrut.
Luckin Coffee berdiri tahun 2017. Foundernya adalah Jenny Qian yang sebelumnya pernah bekerja di industri ride sharing. Dia mendirikan Luckin Coffee karena dia menyadari kalau selama ini dia sering kerja hingga larut malam dan selama begadang seperti itu dia menghabiskan bergelas-gelas kopi. Dan hal seperti itu juga dialami oleh kawan-kawannya. Terjadi perubahan trend minuman di China. Di masa lalu, China mirip dengan Inggris di mana mayoritas penduduknya suka minum teh. Namun modernisasi membuat China mulai mengikuti gaya Amerika Serikat di mana minum kopi mulai masuk menjadi trend baru di gaya hidup masyarakat kota di China.
Masyarakat China rata-rata mengkonsumsi kopi setidaknya 6 cangkir dalam setahun. Nilai ini sangat rendah jika dibandingkan dengan tingkat konsumsi kopi masyarakat Amerika Serikat, yang rata-rata meminum kopi 300 cangkir setahun. Itu artinya ada potensi upside growth di tingkat konsumsi kopi masyarakat China yang menjadi dasar story Luckin Coffee. Investor startup suka mendengar kata growth. Itu yang membuat GIC dan Blackrock mau jadi investor di Luckin Coffee.
Berhubung Jenny Qian dulunya bekerja di perusahaan ride sharing maka dia membawa strategi itu ke Luckin Coffee.
Strategi pertama Luckin Coffee adalah semua transaksi dengan pelanggan harus lewat transaksi online lewat smartphone. Jadi pelanggan harus memesan dan membayar dulu kopinya lewat transaksi di smartphone lalu kemudian pelanggan ke gerai untuk mengambil kopi yang sudah dipesan kemudian pulang. Model bisnis yang agak berbeda dengan Starbucks di mana pelanggan baru membayar setelah datang ke gerai.
Strategi kedua Luckin Coffee adalah membuka gerai sebanyak-banyaknya dan secepat-cepatnya untuk bisa melakukan akuisisi pelanggan secara massive. Dan ini disertai dengan pemberian diskon besar-besaran untuk menarik minat pelanggan. Harga kopi Luckin Coffee jauh lebih murah dari harga Starbucks.
Dengan menggunakan dua strategi tersebut Luckin Coffee berhasil membuka gerai dari 1 gerai di 2017 menjadi 4900 unit di 2019. Benar-benar pertumbuhan super massive. Dan dengan jumlah gerai sebanyak itu, Luckin Coffee menjadi penjual kopi terbesar di China, mengalahkan Starbucks.
Di tahun 2019 juga, Luckin Coffee akhirnya memutuskan IPO di Nasdaq. Di Q3 2019 setelah IPO mereka mencatat kerugian hingga 73 juta dollar. Benar-benar tipikal perusahaan startup yang kerjaan utamanya adalah bakar duit untuk growth dan akuisisi pelanggan lalu monetisasi.
Di Januari 2020, isu miring Luckin Coffee mulai muncul. Trader yang suka melakukan shortselling mulai mengincar Luckin Coffee. Ada email misterius yang ditujukan kepada semua shortseller di Nasdaq. Carson Block, salah satu shortseller di institusi Muddy Waters kemudian merilis email misterius tersebut di Twitter.
Jadi bisa dikatakan shortseller ini sedang tebar fear dengan menggunakan laporan anonim setebal 89 halaman. Dari laporan tebar fear anonim tersebut kemudian auditor Luckin Coffee melakukan penyelidikan untuk mengetahui keabsahannya. Inti dari email tebar fear tersebut adalah Luckin Coffee menyajikan Laporan Keuangan manipulatif untuk menipu investor. Manajemen Luckin Coffee awalnya menyangkal semua tuduhan tersebut.
Banyak investor yang ikutan IPO Luckin Coffee juga mengabaikan email anomin tersebut. Investor Luckin Coffee menganggap itu email hanya tebar fear belaka untuk menjatuhkan harga saham. Mereka tetap yakni dengan Luckin Coffee karena mereka ada Blackrock dan SWF Singapura GIC yang turut mendukung Luckin Coffee. Jadi pada umumnya investor yang ikutan IPO Luckin Coffee tetap percaya dengan LK dan manajemen perusahaan.
Namun ada juga investor yang skeptis lalu kemudian melakukan riset lapangan dengan menghitung secara manual semua pengunjung Luckin Coffee tiap hari. Mereka menyewa BCG Global untuk melakukan riset tersebut. Dan BCG menemukan kesenjangan data antara laporan keuangan Luckin Coffee dengan data lapangan pengunjung gerai.
Tapi tetap saja banyak investor yang yakin dengan Luckin Coffee karena katanya mereka sudah bicara dengan manajemen Luckin Coffee dan mereka yakin dengan semua paparan manajemen. Mereka menganggap manajamen Luckin Coffee mustahil untuk berbohong.
Para shortseller yang tidak percaya dengan Laporan Keuangan Luckin Coffee kemudian melakukan riset bersama dengan melibatkan 1500 orang untuk memantau 15% gerai Luckin Coffee di seluruh China. Mereka merekam video di semua gerai Luckin Coffee dengan total rekaman yang mencapai 11.000 jam video serta mengumpulkan kuitansi semua pelanggan. Dan penelitian tersebut menghasilkan kesimpulan bahwa Luckin Coffee memang melakukan manipulasi laporan keuangan.
Manajemen Luckin Coffee mulai melakukan manipulasi transaksi palsu beberapa bulan sebelum proses IPO. Mereka awalnya menggunakan akun perorangan yang nomor teleponnya sudah teregistrasi untuk membeli voucer yang kemudian dapat ditukar dengan beberapa cangkir kopi. Lalu karena proses tersebut lambat, manajemen Luckin Coffee kemudian menggunakan banyak perusahaan kecil yang tidak terkenal untuk melakukan pemesanan secara partai terhadap voucer kopi.
Namun banyak yang membela Luckin Coffee. Salah satunya adalah Credit Suisse. Mereka membela Luckin Coffee karena mereka adalah underwriter IPO dan OWK Luckin Coffee. Mereka bahkan merilis laporan yang mendukung Luckin Coffee. Seperti biasa posisi menentukan opini.
“We found no hard evidence in the short seller report to prove Luckin’s business as fraudulent, and some of the allegations are baseless or have major flaws, in our view,” a Credit Suisse report said on Feb. 4 2020
Ernst & Young yang menjadi auditor IPO Luckin Coffee awalnya mengatakan mereka tidak menemukan bukti bahwa Luckin Coffee melakukan manipulasi. Meskipun akhirnya kemudian EY kemudian di bulan April 2020 mereka kemudian menyatakan mereka menemukan adanya kejanggalan di LK Luckin Coffee. Dari lewat laporan April 2020 ini lah maka dilakukan audit investigatif pada Luckin Coffee lalu dari situ terungkap jika Luckin Coffee memang memalsukan laporan keuangan.
Perusahaan yang digunakan transaksi fiktif adalah perusahaan yang dimiliki oleh kawan sekolah komisaris perusahaan
Dari audit diketahui bahwa Luckin Coffee memalsukan revenue hingga 310 juta dollar. Dan efeknya adalah para shortseller party. Harga saham Luckin Coffee anjlok 75% di bulan April – Juni 2020.
Sedangkan yang menderita adalah para investor IPO Luckin Coffee yang tetap hold Luckin Coffee karena percaya sama omongan manajemen dan Laporan Keuangan Luckin Coffee.
Di Juni 2020 karena Luckin Coffee terbukti memanipulasi laporan keuangan, maka Nasdaq memutuskan untuk delisting saham Luckin Coffee. Dan semua yang ikut IPO Luckin Coffee makin menderita.
Bagi yang tertarik untuk mendapatkan data analisa kuartalan emiten pilihan bisa pesan di sini.
Atau dengan memesan melalui Whatsapp Tim Pintarsaham di +62831-1918-1386
Bagi yang ingin mencoba instrumen yang lebih beresiko tinggi kripto dengan resiko duit hilang 100% jika lagi kurang beruntung dan bisa cuan multibagger jika lagi beruntung bisa daftar di sini.
Buat yang mau daftar di Pintarkripto, isi form di sini.
Buat yang mau punya akun trading kripto Binance atau Tokokripto daftar di sini.
Buat yang mau daftar akun trading dan investasi saham, bisa daftar di sini
Buat yang mau pesan ebook analisis Laporan Keuangan, bisa pesan di sini.
Bagi yang tertarik membuka rekening saham Sucor atau Mirae bisa menghubungi @skydrugz27 via Telegram
2. Cara Daftar di Akun Kripto Agar Bisa Beli Bitcoin dan Dogecoin
4. Cara Beli Saham TSLA di Binance
7. Menjaga Psikologi Agar Tetap Waras
8. Mengenai Pajak Dividen Saham Yang Dibeli di Luar Negeri
10. Cara Cuan di Kripto tanpa Harus Trading
11. Cara Cuan Passive Income di Kripto dari Liquid Swap
Jika anda menyukai artikel ini jangan lupa untuk berlangganan di Youtube Channel Pintar Saham dan nantikan video edukasi tentang saham di channel tersebut. Jangan lupa melihat Facebook Fan Page Pintar Saham Indonesia dan Instagram Pintar Saham @pintarsaham.id
Jika ingin diskusi saham via Telegram bisa dengan menjadi Nasabah Sucor Referal TIRA2 dengan PM saya @skydrugz27 di Telegram.
Untuk Insights Saham bisa ke sini.
Bagi yang mau buka akun Kripto bisa di Binance atau Tokokripto pakai link di sini.
Bagi yang mau join grup kripto bisa isi form PintarKripto.
Jika ingin pesan analisis Laporan Keuangan Kuartalan Komprehensif dari Pintarsaham.id bisa pesan di sini