Analisa Saham PTBA (PT Bukit Asam, Tbk)
-
Profil Perusahaan PTBA (PT Bukit Asam, Tbk)
PTBA merupakan salah satu BUMN yang bergerak di sektor pertambangan batu bara. Awal sejarah berdirinya PTBA dimulai pada tahun 1950 ketika itu Pemerintah Republik Indonesia mengesahkan pembentukan Perusahaan Negara Tambang Arang Bukit Asam (PN TABA).
Saat ini per tanggal 13 Maret 2019 harga saham PTBA ditutup di harga Rp 4.020,00 per lembar. Dari awal IPO hingga saat ini maka terjadi kenaikan harga sebesar 3.250 %. Jika dirata-ratakan selama 17 tahun kenaikan harga saham PTBA per tahunnya adalah 191.18%.

Perusahaan ini memiliki anak perusahaan yang bergerak di berbagai bidang tidak hanya di bidang pertambangan saja, seperti di logistik, gas bahkan memiliki rumah sakit. Struktur organisasi PTBA bisa dilihat di bawah ini :

-
Pemegang Saham PTBA (PT Bukit Asam, Tbk)
[bctt tweet=”Pemegang saham terbesar dari PTBA adalah Inalum (PT (Persero) Indonesia Asahan Aluminium) dengan kepemilikan sebesar 65.02%.” via=”no”]
Inalum merupakan perusahaan holding pertambangan yang sahamnya 100 % dimiliki oleh Pemerintah Republik Indonesia.
Data dari KSEI per tanggal 28 Februari 2019, diperoleh saham yang dipegang oleh publik sebanyak 33.72% saja dengan proporsi investor asing memiliki lebih banyak sebanyak 54% dan domestik sebesar 46%.
Baca juga artikel : Perbandingan Saham Sektor Batubara di Bursa Efek Indonesia

-
Produk atau Jasa PTBA
PTBA pertambangannya terpusat di Tanjung Enim, Sumatera Selatan . Perusahaan ini memproduksi batubara dengan 4 jenis kalori yang berbeda di kategori medium hingga high :

-
Laporan Keuangan PTBA
-
Dilihat dari Neraca
-

Dari posisi neraca, total aset PTBA selalu meningkat dari tahun 2014 hingga 2018. Peningkatan total aset terbesar terjadi di tahun 2017. Tahun 2018 ini PTBA hanya berhasil meningkatkan asetnya sebesar 9.94%.
-
-
Dilihat dari Laporan Laba Rugi
-

Dalam rentang waktu tahun 2013 – 2018 , PTBA selalu mencatat kenaikan laba bersih kecuali pada tahun 2016 dimana perusahaan ini mengalami penurunan laba sebesar 0.62% dibandingkan tahun 2015.
Pada saat itu memang harga komoditas batubara sedang mengalami penurunan yang cukup dalam sehingga menyebabkan semua perusahaan batu bara mengalami penurunan laba.
Pertumbuhan laba di tahun 2018 sebesar 12.62% , tidak lebih baik dibandingkan di tahun 2017 dimana ketika itu PTBA berhasil tumbuh labanya sebesar 124.62%. Pertumbuhan laba ini terjadi selain memang karena membaiknya harga batu bara juga diikuti oleh peningkatan produksi batu bara PTBA.
Selain itu dalam dunia pertambangan ada istilah yang disebut dengan Weighted Average Stripping Ratio (namun tidak kita bahas disini secara detailnya) yang jelas makin rendah angka stripping ratio makin baik efisiensinya. PTBA berhasil menurunkan angka stripping rationya di tahun 2017.
Dari sisi harga karena sektor komoditas sangat sensitif dengan yang namanya perubahan harga, memang terjadi peningkatan harga rata-rata batubara yang dijual oleh PTBA. Untuk lengkapnya bisa dilihat di gambar dibawah ini :

Dilihat dari target pasar, PTBA lebih banyak menjual batubaranya di dalam negeri sebesar 56%, kemudian China sebagai pasar terbesar kedua sebesar 11%.

-
-
Dilihat dari Laporan Arus Kas
-

Dilihat dari arus kas bisa dikatakan terjadi kenaikan yang besar di posisi arus kas bersih akhir tahun PTBA. Bahkan penambahan arus kasnya menjadi yang terbesar dalam waktu kurun waktu 5 tahun terakhir. Tentunya ini merupakan berita baik karena perusahaan yang baik adalah perusahaan yang arus kas bersihnya tergolong positif.
-
Valuasi dan Proyeksi Harga Saham PTBA
Dalam melakukan valuasi harga saham PTBA di artikel Analisa Saham PTBA ini hanya menggunakan rasio PER saja
PER rata-rata PTBA selama 2013 – 2018 adalah sebesar 10.47 dengan rata-rata pertumbuhan laba per lembar saham sebesar 29.06%. Dari data tersebut kemudian diproyeksi harga saham 5 tahun kedepan.
Hal yang perlu diperhatikan adalah tingkat rata-rata kenaikan laba yang tergolong besar 29.06%, hal ini disebabkan perusahaan ini pernah labanya naik hingga 100% lebih pada tahun 2017 namun hanya tumbuh single digit saja di tahun lainnya. Oleh karena 1 data yang terlalu “berbeda” tersebut dikeluarkan dan dilakukan penyesuaian sehingga diperoleh tingkat pertumbuhan rata-rata laba per lembar sahamnya sebesar 5.54% saja.

Untuk penggunaan rasio PBV sengaja tidak ditampilkan karena rasio PBV PTBA yang memang sudah tergolong mahal diatas 3,00 saat ini .
Dari kecenderungan kenaikan atau penurunan harga saham PTBA dalam bulan ke bulan selama 10 tahun terakhir dapat dilihat di tabel ini, dimana bulan dengan kenaikan harga saham PTBA yang konsisten adalah bulan Desember dan Juli :

Dan dilihat dari distribusi atau akumulasi saham dari awal tahun hingga 14 Maret 2019 diperoleh data :

Kencenderungan saham ini jika dilihat akumulasi atau distribusi , terlihat terjadi distribusi yang besar. Dari grafik terlihat saham PTBA cenderung sideways.
-
Kesimpulan
Saham yang bidang usahanya di sektor pertambangan memiliki kecenderungan harga yang ekstrim. Sangat tinggi jika komoditas yang ditambang memang harganya naik tinggi, begitu juga sebaliknya harga sahamnya akan turun apabila harga komoditas yang dijual turun.
Ekstrimnya pergerakan tersebut maka tidak dianjurkan bagi investor saham yang lebih senang yang stabil-stabil saja. Kelemahan lainnya bagi saham sektor pertambangan adalah bahan baku pertambangan yang bisa saja habis apabila tidak dilakukan eksplorasi tempat tambang yang baru.
Keunggulannya adalah jika sedang booming maka harga sahamnya bisa naik fantastis dalam waktu sesingkat-singkatnya. Harga saham PTBA sendiri pernah naik drastis contohnya ketika setelah melakukan stock split di tahun 2017. Pada tanggal 14 Desember 2017 ditutup di harga Rp 2.240, 00 per lembar meningkat menjadi Rp 3.430,00 per lembar pada tanggal 29 Januari 2018 atau naik hingga 53% dalam waktu kurang dari 2 bulan!.
Baca artikel berikut : 4 Rasio Saham yang digunakan untuk Menilai Harga Suatu Saham
Dalam saham juga terdapat suatu siklus, bisa saja di tahun ini sektor pertambangan “biasa-biasa saja” tapi selanjutnya bisa saja mereka “booming” lagi. Siklus ekonomi bisa dilihat di artikel : Pentingnya Melakukan Diversifikasi dalam Saham
Analisa yang digunakan pada artikel Analisa Saham PTBA ini hanya menggunakan rata-rata PER dan estimasi pertumbuhan laba 5 tahun kedepan. Masih ada banyak cara yang dapat digunakan dalam melakukan analisa fundamental saham PTBA misalnya kesehatan rasio keuangan, dividen dan secara kualitatif. Jadi layakkah saham ini untuk dikoleksi??
Jika anda menyukai artikel ini jangan lupa untuk berlangganan di Youtube Channel Pintar Saham dan nantikan video edukasi tentang saham di channel tersebut. Jangan lupa menyukai Facebook Fan Page Pintar Saham Indonesia dan memfollow Instagram Pintar Saham @pintarsaham.id
Disclaimer :
Penyebutan nama saham (jika ada) tidak bermaksud untuk memberikan penilaian bagus buruk, atau pun rekomendasi jual beli atau tahan untuk saham tertentu. Tujuan pemberian contoh adalah untuk menunjukkan fakta yang menguatkan opini penulis. Kinerja Masa Lalu tidak menjadi jaminan akan kembali terulang pada masa yang akan datang. Semua data dan hasil pengolahan data diambil dari sumber yang dianggap terpercaya dan diolah dengan usaha terbaik. Meski demikian, penulis tidak menjamin kebenaran sumber data. Data dan hasil pengolahan data dapat berubah sewaktu-waktu tanpa adanya pemberitahuan. Seluruh tulisan, komentar dan tanggapan atas komentar merupakan opini pribadi