Skydrugz Radar 12 Agustus 2021: Kuota DMO

Skydrugz Radar 12 Agustus 2021: Kuota DMO

Beberapa hari lalu terdengar kabar kalau 34 perusahaan dilarang melakukan ekspor batubara karena belum memenuhi kuota DMO. Beberapa perusahaan terimbas seperti anak usaha BUMI, BYAN, GEMS, dan UNTR.

Kebijakan larangan ekspor ini akan sangat menguntungkan PTBA, ADRO, dan INDY karena keempat perusahaan ini sudah memenuhi DMO. Perusahaan yang dilarang melakukan ekspor bisa melakukan transfer kuota DMO dari perusahaan yang sudah kelebihan DMO. Dengan begitu maka mereka bisa langsung keluar dari blacklist. Seperti GEMS, langsung bisa ekspor lagi.

Saya tetap percaya perusahaan yang konsisten cetak laba akan survive. Dan perusahaan yang bakar duit tidak akan bertahan lama. Sudah menjadi hukum alam dunia kapitalisme. Hanya yang mencetak laba konsisten yang akan bertahan hidup. Ada beberapa perusahaan di bidang Coal dan CPO yang sudah terbukti selama bertahun-tahun mencetak laba baik ketika coal ATL maupun ketika coal ATH. Seperti PTBA LSIP ADRO ITMG DSNG. Waktu Coal anjlok ke 50 dollar tahun lalu, PTBA ITMG ADRO masih cetak laba dan bagi dividen. Tahun ini harga coal sudah 160 Dollar alias sudah naik 3x lipat. Jadi biarpun orang – orang fokus sama teknologi, saya lebih baik fokus di saham komoditas.

Untuk saham teknologi saya cenderung lebih suka saham Google, Apple dan Microsoft karena valuasi mereka lebih murah dari saham teknologi di Indonesia.

  • Google PER 29, growth 166%
  • Amazon PER 57, growth 84%
  • Apple PER 28, growth 10%
  • Microsoft PER 35, growth 39%

Kalau melihat growth dan valuasi, saya cenderung memilih Buy and hold Google. Apalagi proses monetisasi mereka di Youtube benar-benar massive. Semua video sekarang ada iklannya tidak peduli pemilik video itu terdaftar adsense atau tidak. Kalau mau bebas iklan, harus daftar di Youtube Premium. Benar – benar Google jenius. Orang – orang capek bikin konten, terus ndak dapat adsense, sedangkan yang dapat cuan utamanya adalah Google. Keep Buy and hold Google.

Skydrugz Bot Radar
  • Dari S value, LSIP menjadi emiten yang paling undervalued. Dengan nilai S Value sangat rendah lalu diikuti oleh UNTR INDF DOID.
  • Bahkan) S Value ICBP sekarang adalah 9. Menurut saya ini undervalued.
  • WIKA meskipun masuk radar tapi S Value nya masih dalam kategori Overvalued karena di atas 35.
  • S Value UNVR 20.
  • Saham konsumer banyak yang diskon. Never ending discount.

Jika ingin mendapatkan data analisis kuartalan bisa pesan di sini dan jika ingin mendaftar menjadi member Pintarsaham.id bisa ke link ini atau jika ingin membuat rekening sekuritas bisa chat via whatsapp nomor 083119181386

Jika anda menyukai artikel ini jangan lupa untuk berlangganan di Youtube Channel Pintar Saham dan nantikan video edukasi tentang saham di channel tersebut. Jangan lupa melihat Facebook Fan Page Pintar Saham Indonesia dan Instagram Pintar Saham @pintarsaham.id

Disclaimer :

Penyebutan nama saham (jika ada) tidak bermaksud untuk memberikan penilaian bagus buruk, atau pun rekomendasi jual beli atau tahan untuk saham tertentu. Tujuan pemberian contoh adalah untuk menunjukkan fakta yang menguatkan opini penulis. Kinerja Masa Lalu tidak menjadi jaminan akan kembali terulang pada masa yang akan datang. Semua data dan hasil pengolahan data diambil dari sumber yang dianggap terpercaya dan diolah dengan usaha terbaik. Meski demikian, penulis tidak menjamin kebenaran sumber data. Data dan hasil pengolahan data dapat berubah sewaktu-waktu tanpa adanya pemberitahuan. Seluruh tulisan, komentar dan tanggapan atas komentar merupakan opini pribadi.

Share this post :
Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *