Skydrugz Corner: Perusahaan Nikel Di Bursa
Printing money yang dilakukan mayoritas negara dunia selama 2020-2021 telah mengakibatkan meningkatnya uang yang bersirkulasi. Uang tersebut kemudian digunakan untuk piling up inventory bahan baku berupa komoditas. Semua orang mengantisipasi kelangkaan komoditas sehingga itu mengakibatkan panic selling. Sedangkan supplies terbatas. Jumlah tambang komoditas tetap, armada untuk ekstraksi dan hauling komoditas tidak bisa keep up demand. Itu berakibat pada kenaikan harga komoditas.
Kenaikan harga komoditas terjadi pada hampir semua barang mulai dari oil, coal, nikel, CPO, hingga timah.
Strong Demand
Harga nikel dunia sudah naik dari 11.000 dollar menjadi 23.000 dollar atau kenaikan 109% dalam 5 tahun terakhir.
Harga Timah dunia sudah naik dari 18900 dollar di 2017 menjadi 42900 dollar di 2020 atau kenaikan 126%
Harga batubara sudah naik dari 80 dollar di 2017 menjadi 239 dollar di 2022 atau kenaikan 198% dalam 5 tahun terakhir.
Dari tiga data di atas kita bisa melihat bahwa batubara adalah yang memiliki kenaikan paling drastis dalam 5 tahun terakhir. Sedangkan komoditas yang paling lagging kenaikannya adalah nikel.
Timah dan batubara sudah menyentuh harga all time high. Sedangkan nikel belum menyentuh all time high.
All time high nikel terjadi di 2007. Ketika itu nikel harganya mencapai 53.750 dollar. Kalau sejarah terulang lagi maka potensi upside nikel masih bisa mencapai 100% lagi dari harga sekarang yang masih 23.000 dollar.
Ketika itu di 2007 terjadi penurunan inventory di LME werehouse dari 30.000 ton menjadi 5000 ton saja. Sedangkan demand nikel sangat tinggi, terutama dari China. Tahun 2006-2007 adalah tahun kejayaan komoditas sebelum akhirnya ambruk lagi di 2008 karena krisis Lehman Brothers.
Di April 2021 inventory LME mencapai 203.778 ton. Namun di 26 November 2021 menjadi 59.562 ton. Itu menandakan very high demand. Jika inventory LME anjlok lagi ke 3000 ton bukan tidak mungkin Nickel bisa rally lagi ke 50.000 dollar.
Dari sisi supplies, pemerintah Indonesia masih melarang ekspor nikel mentah. Yang boleh diekspor jika kandungan nikel >70%.
Saham Nikel Terbesar di Bursa
Sejauh ini ada 8 perusahaan nikel di bursa. Ada yang murni nikel, ada juga yang mixed dengan bisnis lain.
Saham | Harga | Asset | Pendapatan | Usaha |
INCO | 4660 | 34411,95 Milyar | 9830,41 Milyar | Nikel Murni |
ANTM | 1780 | 33300,84 Milyar | 26476,26 Milyar | Mixed |
HRUM | 10225 | 9921,67 Milyar | 2943,64 Milyar | Mixed |
DKFT | 115 | 2649,70 Milyar | 1104,58 Milyar | Nikel Murni |
KKGI | 318 | 1715,65 Milyar | 1147,76 Milyar | Mixed |
IFSH | 1800 | 1079,60 Milyar | 672,07 Milyar | Nikel Murni |
BMSR | 256 | 842,21 Milyar | 2237,39 Milyar | Mixed |
NICL | 63 | 382,42 Milyar | 226,02 Milyar | Nikel Murni |
Perusahaan yang menjalankan bisnis nikel murni hanya IFSH NICL INCO dan DKFT.
Sedangkan 4 lainnya memiliki bisnis sampingan. KKGI dan HRUM punya bisnis coal. BMSR punya bisnis kimia. Sedangkan ANTM punya bisnis palugada.
Secara aset, INCO adalah perusahaan Nikel murni paling besar.
Secara revenue, ANTM kelihatan yang terbesar tapi kontribusi pendapatan Nickel ANTM hanya sekitar 28,66% dari total pendapatan. Secara kumulatif, produk nikel menyumbang 28,66 persen dari total pendapatan ANTM yang mencapai Rp26,48 triliun atau sekitar 7,5 Triliun rupiah. Itu artinya INCO memiliki revenue lebih besar, yang mencapai 9,8 Triliun rupiah.
Jadi secara aset dan revenue, INCO adalah yang terbesar di bursa. Sebenarnya ada perusahaan Nikel lain yang lebih besar dari INCO, sayangnya belum listing di Indonesia.
Perusahaan Nikel dengan aset paling kecil di bursa saat ini adalah NICL dengan nilai aset hanya 382 miliar rupiah.
Efektivitas
Tapi kalau kita lihat rasio revenue terhadap aset maka kita bisa lihat bahwa BMSR adalah yang paling efektif dalam menggunakan asetnya.
Saham | Aset (Milyar) | Revenue (Milyar) | Revenue/Asset (%) |
BMSR | 842.21 | 2237.39 | 265.6570214 |
ANTM | 33300.84 | 26476.26 | 79.50628272 |
KKGI | 1715.65 | 1147.76 | 66.89942587 |
IFSH | 1079.6 | 672.07 | 62.25175991 |
NICL | 382.42 | 226.02 | 59.1025574 |
DKFT | 2649.7 | 1104.58 | 41.68698343 |
HRUM | 9921.67 | 2943.64 | 29.66879568 |
INCO | 34411.95 | 9830.41 | 28.5668496 |
Hanya dengan aset 842 miliar, BMSR bisa menghasilkan revenue 2,2 Triliun atau rasio rev/asset sekitar 265%. BMSR menjadi yang terbaik di kelasnya karena bisnis BMSR bukan hanya bisnis nikel tapi bisnis kimiawi.
Posisi 1 sampai 3 untuk efektivitas dipegang oleh BMSR ANTM KKGI tapi ketiganya bukanlah perusahaan Nikel murni. Sehingga sulit untuk menilai bisnis pure Nickel mereka.
Untuk perusahaan yang murni nikel, IFSH dan NICL adalah yang paling efektif. Mereka dapat menghasilkan revenue lebih dari 50% dari total aset. Sedangkan yang paling tidak efektif adalah INCO. Dengan total aset 34 Triliun, revenue yang dihasilkan hanya 9,8 Triliun atau hanya efektif 28% saja. Padahal idealnya adalah >50%. Itu artinya INCO belum mengeluarkan potensi terbaiknya. Harusnya revenue INCO setidaknya 17-18 Triliun rupiah agar bisa lebih efektif dalam memanfaatkan aset.
Kinerja harga saham dalam 6 bulan terakhir
Meskipun harga komoditas nikel terus mengalami rally, ternyata harga saham perusahaan Nikel tidak banyak berubah dalam 6 bulan terakhir.
Saham | Kinerja Saham 6 bulan | PBV | PER | Harga |
NICL | -57.14% | 1.84 | 19.28 | 63 |
ANTM | -23.08% | 2.13 | 18.76 | 1800 |
DKFT | -14.71% | 1.03 | -12.57 | 116 |
INCO | -4.85% | 1.55 | 19.73 | 4710 |
KKGI | 28.00% | 1.23 | 9.01 | 320 |
IFSH | 51.26% | 6.33 | 63.84 | 1800 |
BMSR | 82.86% | 1.78 | 4.97 | 256 |
HRUM | 100.98% | 4.52 | 38.57 | 10300 |
Saham NICL anjlok >50% dalam 6 bulan terakhir. Sedangkan yang rally hanya HRUM BMSR IFSH dan KKGI.
NICL dan ANTM yang anjlok paling dalam selama 6 bulan ini.
Secara valuasi PBV, DKFT adalah yang undervalued karena PBV nya hanya 1,03
Sedangkan secara PER, yang paling undervalued adalah BMSR dan KKGI. Tapi keduanya bukanlah perusahaan Nikel murni. Untuk perusahaan Nikel murni, yang PER paling rendah adalah NICL dan INCO, PER keduanya di kisaran 19.
Dari harga saham, yang paling ringan buat selot selot adalah NICL dan DKFT karena keduanya memiliki harga kurang dari 200 rupiah.
Keputusan Jual dan Beli da di Tangan Masing-masing. Disclaimer On.
Jika ingin membuat rekening sekuritas bisa chat via whatsapp nomor 083119181386
Untuk bisa beli saham di Nasdaq seperti Google, Apple, atau Tesla maka bisa download aplikasi Gotrade di sini.
Beli Merchandise Kaos Pintarsaham.id di tokopedia.com/pintarsaham
Gunakan kode voucher PINTARSAHAM untuk dapatkan cashback 15%
Kalau niat buka tabungan Bank Jago untuk dapat cashback bisa klik link ini https://jadi.jago.com/3IfQIH
Kalau mau buka rekening Bank Neo Commerce untuk dapat cashback bisa pakai link ini https://s.bankneo.co.id/qPJh00 atau kode referal R35000
Bila ingin mendaftar menjadi member Pintarsaham.id bisa hubungi Admin Pintarsaham.id via WA +62 831-1918-1386
Sedangkan jika ingin Trading Kripto bisa daftar di sini
Kode referal Akun Binance SV06XFJZ
Jika anda menyukai artikel ini jangan lupa untuk berlangganan di Youtube Channel Pintar Saham dan nantikan video edukasi tentang saham di channel tersebut. Jangan lupa melihat Facebook Fan Page Pintar Saham Indonesia dan Instagram Pintar Saham @pintarsaham.id
Disclaimer :
Penyebutan nama saham (jika ada) tidak bermaksud untuk memberikan penilaian bagus buruk, atau pun rekomendasi jual beli atau tahan untuk saham tertentu. Tujuan pemberian contoh adalah untuk menunjukkan fakta yang menguatkan opini penulis. Kinerja Masa Lalu tidak menjadi jaminan akan kembali terulang pada masa yang akan datang. Semua data dan hasil pengolahan data diambil dari sumber yang dianggap terpercaya dan diolah dengan usaha terbaik. Meski demikian, penulis tidak menjamin kebenaran sumber data. Data dan hasil pengolahan data dapat berubah sewaktu-waktu tanpa adanya pemberitahuan. Seluruh tulisan, komentar dan tanggapan atas komentar merupakan opini pribadi
0 Responses
Terimakasih informasinya bang