Skydrugz Corner: Perbandingan Restrukturisasi Kredit BBNI vs BBCA vs BRIS 2021
Beberapa emiten bank sudah merilis laporan keuangan Full Year 2021.
BBNI yang merilis duluan LK 2021 mencetak laba 10,9 Triliun. Lebih tinggi dari tahun sebelumnya tapi belum balik ke laba pra pandemi. Di 2019 laba BBNI adalah 15,3 Triliun.
BBCA cetak laba 31,4 Triliun. Sudah melewati laba pra pandemi di 2019 yang mencapai 28,5 Triliun. Hebat.
Dan BRIS cetak laba 3 Triliun. Sayangnya tidak bisa dibandingkan dengan laba pra pandemi karena di 2019 BRIS belum merger dengan bank syariah himbara.
Selain melihat laba perusahaan, menurut saya penting juga untuk melihat kabar restrukturisasi Kredit mereka karena restrukturisasi Kredit adalah bom waktu yang bisa meledak sewaktu – waktu jika relaksasi kredit OJK sudah dihapuskan. Semua kredit yang di restrukturisasi bisa turun pangkat jadi kredit macet jika relaksasi OJK dihapus. Dan ketika itu terjadi maka bank harus melakukan pencadangan kerugian yang dapat berakibat pada tergerusnya laba di masa depan.
Saham | Kredit Yang Disalurkan | Kredit Macet | CKPN | Restrukturisasi |
BBNI | 582 | 15 | 50 | 122 |
BRIS | 101 | 0.89 | 3.4 | 14.4 |
BBCA | 622 | 7 | 32 | 82 |
*data dalam Triliun
Dari data di atas terlihat bahwa BBNI memiliki jumlah restrukturisasi Kredit paling besar yang mencapai 122 Triliun. Juga memiliki kredit macet total paling banyak yang mencapai 15 Triliun. Namun BBNI juga yang memiliki CKPN paling besar hingga 50 Triliun.
Kondisi BBNI berbeda jauh dengan BBCA yang menyalurkan kredit 622 Triliun tapi yang macet total hanya 7 Triliun dan CKPN mencapai 32 Triliun. Restrukturisasi Kredit BBCA pun hanya 82 Triliun.
BRIS yang menyalurkan pinjaman 101 Triliun, tapi yang macet total hanya 890 milyar. Dan Restrukturisasi 14,4 Triliun.
Saham | Restrukturisasi/Kredit | CKPN/Restruk | CKPN/Kredit |
CKPN/Kredit Macet
|
BBNI | 20.96 | 40.98 | 8.59 | 333.33 |
BRIS | 14.25 | 23.6 | 3.36 | 382.02 |
BBCA | 13.18 | 39.02 | 5.14 | 457.14 |
*data dalam persen
Jumlah kredit yang direstrukturisasi BBNI mencapai 20% dari total pinjaman yang disalurkan. Dan BRIS 14% dari total pinjaman sedangkan BBCA hanya 13% dari total pinjaman.
Dari data di atas kita bisa melihat bahwa dari ketiganya BBNI yang memiliki kualitas kredit yang lebih rendah jika dibandingkan dengan BBCA dan BRIS. Untuk mengkompensasi hal tersebut maka BBNI melakukan CKPN paling besar.
Jumlah kredit yang direstrukturisasi oleh BBCA dan BRIS tidak mencapai 15% dari total portfolio kredit sehingga bisa dianggap tidak terlalu signifikan pengaruhnya pada keberlanjutan perusahaan. Beda dengan BBNI yang jumlah kredit restrukturisasi nya masih di atas 15% bahkan di atas 20% dari total pinjaman yang disalurkan sehingga itu dianggap masih material terhadap keberlangsungan perusahaan.
Mungkin karena itu lah market memberikan apresiasi yang lebih premium pada BRIS dan BBCA.
Hanya catatan pribadi, bukan ajakan membeli dan menjual saham.
Keputusan Jual dan Beli ada di Tangan Masing-masing. .
Jika ingin membuat rekening sekuritas bisa chat via whatsapp nomor 083119181386
Untuk bisa beli saham di Nasdaq seperti Google, Apple, atau Tesla maka bisa download aplikasi Gotrade di sini.
Beli Merchandise Kaos Pintarsaham.id di tokopedia.com/pintarsaham
Gunakan kode voucher PINTARSAHAM untuk dapatkan cashback 15%
Kalau niat buka tabungan Bank Jago untuk dapat cashback bisa klik link ini https://jadi.jago.com/3IfQIH
Kalau mau buka rekening Bank Neo Commerce untuk dapat cashback bisa pakai link ini https://s.bankneo.co.id/qPJh00 atau kode referal R35000
Bila ingin mendaftar menjadi member Pintarsaham.id bisa hubungi Admin Pintarsaham.id via WA +62 831-1918-1386
Sedangkan jika ingin Trading Kripto bisa daftar di sini
Kode referal Akun Binance SV06XFJZ
Jika anda menyukai artikel ini jangan lupa untuk berlangganan di Youtube Channel Pintar Saham dan nantikan video edukasi tentang saham di channel tersebut. Jangan lupa melihat Facebook Fan Page Pintar Saham Indonesia dan Instagram Pintar Saham @pintarsaham.id
Disclaimer :
Penyebutan nama saham (jika ada) tidak bermaksud untuk memberikan penilaian bagus buruk, atau pun rekomendasi jual beli atau tahan untuk saham tertentu. Tujuan pemberian contoh adalah untuk menunjukkan fakta yang menguatkan opini penulis. Kinerja Masa Lalu tidak menjadi jaminan akan kembali terulang pada masa yang akan datang. Semua data dan hasil pengolahan data diambil dari sumber yang dianggap terpercaya dan diolah dengan usaha terbaik. Meski demikian, penulis tidak menjamin kebenaran sumber data. Data dan hasil pengolahan data dapat berubah sewaktu-waktu tanpa adanya pemberitahuan. Seluruh tulisan, komentar dan tanggapan atas komentar merupakan opini pribadi