Skydrugz Corner: Perbandingan LCR dan NSFR Bank Besar Indonesia
Indikator Bank
Likuiditas itu bagai pembuluh darah jantung yang mengalirkan darah ke jantung, sedangkan stamina bagai jantung itu sendiri. Ketika likuiditas tidak lancar, maka stamina bakal melemah. Lantas, indikator apa saja untuk mengukur likuiditas dan stamina bank?
Stamina bank tampak pada rasio pemenuhan kecukupan modal minimum (capital adequacy ratio/CAR) 8%. Apa manfaat modal? Modal minimum merupakan penyangga (buffer) untuk mampu menyerap kerugian.
Likuiditas sekaligus stamina bank juga dapat dilirik dari rasio kecukupan likuiditas (liquidity coverage ratio/LCR) dan net stable funding ratio (NSFR).
LCR adalah perbandingan antara high quality liquid asset (HQLA) dan total arus kas keluar bersih selama 30 hari ke depan dalam skenario stres. NSFR adalah perbandingan antara pendanaan stabil yang tersedia dengan pendanaan stabil yang diperlukan.
Liquidity coverage ratio (LCR) yang juga berasal dari Basel III merupakan rasio pemenuhan likuiditas guna melihat profil risiko likuiditas bank. Indikator untuk menilai LCR bank ialah aset likuid kualitas tinggi yang dimiliki bank cukup solid untuk bank bertahan dalam kondisi krisis signifikan, selama 30 hari.
Ada dua komponen yang masuk hitungan LCR. Pertama, jumlah aset likuiditas tinggi atau stock high quality liquid assets (HQLA). Masuk dalam kategori ini, antara lain penempatan dana di Bank Indonesia dan surat berharga.
Kedua adalah total arus bersih kas keluar atau net cash outflows, semisal penarikan dana nasabah ritel maupun korporasi. Rumus perhitungan rasio LCR yang berlaku adalah HQLA dibagi net cash outflows.
Sedangkan rumus NSFR adalah perbandingan antara pendanaan stabil yang tersedia atau available stable funding (ASF) dengan pendanaan stabil yang diperlukan alias required stable funding (RSF).
ASF adalah jumlah liabilitas dan ekuitas yang stabil untuk mendanai aktivitas bank selama periode satu tahun. Sementara RSF adalah jumlah aset dan transaksi rekening administratif yang perlu didanai oleh pendanaan stabil. Rasio yang diwajibkan OJK adalah minimal 100%.
Perbandingan LCR dan NSFR Bank
- LCR
Saya mengambil sampel LK beberapa bank besar di Indonesia untuk melihat berapa rasio LCR nya.
Dan ternyata BBCA menjadi bank dengan rasio LCR terbesar yang mencapai 396%. Itu artinya likuiditas BBCA lebih dari cukup untuk menghadapi Rush jangka pendek. Di posisi kedua adalah BNLI lalu diikuti BBTN.
Sedangkan yang paling rendah LCR nya adalah BDMN. Tapi setidaknya LCR BDMN masih di atas 100%.
- NSFR
Untuk rasio NSFR pun ternyata BBCA juga menjadi yang teratas. Di posisi kedua dan ketiga ada BBTN dan NISP.
- Valuasi
Bank | Harga | PBV | PER | LCR | NSFR | LCR*NSFR/PBV |
NISP | 640 | 0.45 | 5.83 | 239.44% | 152.45% | 139.14% |
PNBN | 760 | 0.4 | 8.87 | 241.20% | 144% | 97.89% |
BNGA | 1175 | 0.68 | 7.2 | 264% | 126.30% | 68.10% |
BBTN | 1620 | 0.8 | 7.22 | 283.16% | 130.98% | 64.21% |
BTPN | 2560 | 0.61 | 7.83 | 187.26% | 121.27% | 47.55% |
BDMN | 2340 | 0.51 | 14.54 | 187% | 140.70% | 35.48% |
BBNI | 8400 | 1.27 | 14.37 | 230.20% | 151.80% | 19.15% |
BMRI | 7675 | 1.75 | 12.78 | 197.70% | 126.40% | 11.17% |
BNLI | 1260 | 1.25 | 37.03 | 300% | 149.10% | 9.66% |
BBRI | 4540 | 2.38 | 22.15 | 219.30% | 136.90% | 5.69% |
BBCA | 7700 | 4.68 | 30.21 | 396.30% | 180.70% | 5.07% |
Saya membuat valuasi sendiri berdasarkan perbandingan antara NSFR-LCR dan PBV-PER. Asumsi yang saya gunakan adalah makin tinggi rasio NSFR-LCR/PBV-PER maka makin Undervalued.
Cutoff point yang saya gunakan adalah 50%. Lebih dari 50% undervalued. Dan kurang dari 50% artinya fair valued to overvalued.
Dari data di atas, bank yang Undervalued adalah NISP PNBN BNGA dan BBTN.
Rasio ini masih eksperimental, belum terbukti validity nya.
I am Not a Professional Financial Analyst and Advisor. Instrumen saham dan kripto adalah investasi yang beresiko tinggi. Resiko duit hilang 100% tetap ada. So be wise. Keputusan Jual dan Beli ada di Tangan Masing-masing. .
Gotrade Indonesia Sudah Legal
Dapatkan Cashback 2 dollar dengan daftar di sini
https://heygotrade.com/id/referral?code=106415
Beli saham di Dow Jones seperti Google dan Apple via Gotrade Indonesia
Gunakan Kode Referal 106415
Untuk dapatkan cashback 2 dollar
Untuk Update Insight Pintarsaham bisa di Channel Telegram Skydrugzstock
Buka Rekening Gotrade Indonesia untuk beli saham di bursa Amerika Serikat Gunakan Kode Referal 106415
https://heygotrade.com/id/referral?code=106415
Beli Merchandise Kaos Pintarsaham.id di tokopedia.com/pintarsaham
Gunakan kode voucher PINTARSAHAM untuk dapatkan cashback 15%
Kalau niat buka tabungan Bank Jago untuk dapat cashback 25.000 gunakan Referal bank Jago DRS4DBA0 https://jago.com/download
Kalau mau buka rekening Bank Neo Commerce untuk dapat cashback bisa pakai link ini https://s.bankneo.co.id/qPJh00 atau kode referal R35000
Bila ingin mendaftar menjadi member Pintarsaham.id bisa hubungi Admin Pintarsaham.id via WA +62 831-1918-1386
Untuk mengetahui Data Kepemilikan Saham di bawah 5% maka bisa daftar gratis di link ini
Jika anda menyukai artikel ini jangan lupa untuk berlangganan di Youtube Channel Pintar Saham dan nantikan video edukasi tentang saham di channel tersebut. Jangan lupa melihat Facebook Fan Page Pintar Saham Indonesia dan Instagram Pintar Saham @pintarsaham.id
Disclaimer :
Penyebutan nama saham (jika ada) tidak bermaksud untuk memberikan penilaian bagus buruk, atau pun rekomendasi jual beli atau tahan untuk saham tertentu. Tujuan pemberian contoh adalah untuk menunjukkan fakta yang menguatkan opini penulis. Kinerja Masa Lalu tidak menjadi jaminan akan kembali terulang pada masa yang akan datang. Semua data dan hasil pengolahan data diambil dari sumber yang dianggap terpercaya dan diolah dengan usaha terbaik. Meski demikian, penulis tidak menjamin kebenaran sumber data. Data dan hasil pengolahan data dapat berubah sewaktu-waktu tanpa adanya pemberitahuan. Seluruh tulisan, komentar dan tanggapan atas komentar merupakan opini pribadi.