Skydrugz Corner: Investasi Saham Bank
Sektor perbankan menurut saya akan menjadi salah satu sektor yang akan diuntungkan ketika interest rate naik. Mengapa bisa begitu?
Itu karena kita perlu melihat alasan dibalik naiknya interest rate. Kita semua tahu bahwa pada umumnya interest rates naik itu artinya sudah terjadi perbaikan kondisi ekonomi. Entah karena pengangguran turun atau laba dan revenue perusahaan naik. Orang – orang mampu membeli barang di atas harga wajarnya alias inflasi.
Naiknya laba dan revenue perusahaan membuat mereka bisa membayar utang. Sehingga jumlah kredit macet di perbankan bisa berkurang. Bank bisa menaikkan lagi suku bunga pinjaman dan membuat suku bunga deposito tetap rendah atau turun sehingga net interest margin bank bisa meningkat. Dengan begitu laba perbankan bisa makin lebar.
Tapi skenario di atas adalah skenario hipotesis yang terjadi jika inflasi diakibatkan oleh perbaikan ekonomi dan peningkatan daya beli masyarakat. Skenario di atas tidak akan terjadi jika inflasi yang berlangsung tidak dibarengi dengan peningkatan daya beli masyarakat alias stagflation. Kalau stagflation yang terjadi maka laba perbankan bisa makin anjlok.
Untuk Indonesia, menurut saya yang terjadi saat ini adalah inflasi yang disertai dengan perbaikan kondisi ekonomi. Seperti kita ketahui bersama bahwa harga komoditas meningkat tajam. Para petani serta pengusaha sawit, karet, batubara hingga nikel berpesta pora. Untuk membuat mereka bisa membayar semua pinjaman bank dengan lancar. Dengan begitu kredit macet perbankan bisa ikutan turun. Naiknya harga komoditas membuat para pengusaha bersemangat untuk melakukan ekspansi dan mengambil pinjaman. Tapi ketika mereka ambil pinjaman yang baru, maka bank sudah bisa menaikkan interest rate alias bunga pinjaman. Dengan begitu perbankan bisa cuan double. Cuan dari perbaikan profil kredit dan cuan dari peningkatan spread bunga.
Namun akan timbul masalah jika nanti tiba – tiba harga komoditas anjlok. Bunga pinjaman yang terlalu tinggi akan mengakibatkan orang enggan mengambil pinjaman. Dan jika orang enggan mengambil pinjaman maka laba perbankan bisa tergerus. Karena sumber laba utama perusahaan perbankan adalah dari pemberian pinjaman.
Jadi perbankan harus bisa mengatur kredit pinjaman agar tidak terlalu tinggi ataupun terlalu rendah sehingga cuan dapat diraih dengan lebih baik tanpa membuat nasabah ketakutan.
Perusahaan Perbankan yang Menarik
Bank besar akan diuntungkan dengan kenaikan interest rates karena dari pengamatan saya bunga deposito bank besar sekarang sangat rendah. Rata – rata di bawah 2-4% setahun sedangkan bunga pinjaman yang mereka berikan di atas 8-10%. Spread margin yang sangat lebar. Itulah mengapa saya tidak akan heran jika nantinya laba BBCA BBRI BMRI BBNI akan meroket lagi tahun ini.
Di 2020 sektor penyumbang kredit macet terbesar perbankan adalah sektor tambang, manufaktur dan akomodasi. Tapi di 2021-2020 sektor tambang cuan lebar karena harga komoditas meroket sehingga jumlah kredit macet pasti akan berkurang. Dan bank besar akan menerima keuntungan.
Sedangkan di 2021, sektor yang mengalami kredit macet paling banyak adalah konstruksi dan transportasi.
Bank Besar dan Bank Mini
Menurut saya di 2022 ini sektor perbankan tetap menarik. Untuk story kinerja, bank besar akan tetap menjadi juaranya.
Sedangkan untuk bank kecil masih akan sulit berkompetisi dengan bank besar dalam hal profitabilitas. Sehingga story bank kecil hanya story konsolidasi, merger and acquisition serta bumbu digital. Tanpa story seperti itu maka tidak ada bank kecil yang menarik. Mayoritas investor beli saham bank mini bukan karena alasan kemampuan perusahaan mencetak laba dan bagi dividen tapi karena alasan harapan bank kecil tersebut akan digoreng ke langit ketika akan konsolidasi.
Jadi investing story behind bank besar dan bank kecil sangat berbeda.
Untuk bank besar menurut saya bank dengan PBV < 1 dan bagi dividen tetap menarik. Terutama untuk bank yang modal intinya sudah lebih dari 10 Triliun.
Bank Modal Inti 10 Triliun
Saham | Modal Inti | Dividend Yield | PBV | Harga |
BDMN | 44259,61 Milyar | 1,55% | 0,51 | 2330 |
BNGA | 42529,27 Milyar | 4,64% | 0,56 | 950 |
BNII | 27581,88 Milyar | 1,08% | 0,85 | 308 |
BJBR | 12354,64 Milyar | 7,39% | 1,03 | 1295 |
BJTM | 10555,65 Milyar | 6,60% | 1,05 | 740 |
BBNI | 119578,54 Milyar | 0,65% | 1,06 | 6800 |
BMRI | 196152,12 Milyar | 3,05% | 1,72 | 7225 |
BBRI | 277284,54 Milyar | 1,98% | 2,22 | 4070 |
MEGA | 18305,13 Milyar | 3,05% | 3,76 | 9875 |
BBCA | 197815,44 Milyar | 5,88% | 4,85 | 7775 |
Dari semua bank besar yang bagi dividen, yang paling Undervalued secara PBV saat ini adalah BDMN dan BNGA.
Sedangkan yang bagi dividend yield paling besar adalah BJBR dan BJTM
Yang memiliki modal inti paling besar adalah BBRI dan BMRI.
Bank Mini
Sedangkan untuk bank mini, yang menarik sisa bank dengan modal inti kurang dari 3 Triliun karena mereka yang akan dipaksa konsolidasi oleh BI dan OJK.
Saham | Modal Inti | Harga | Dividend Yield | PBV |
BVIC | 2708,49 Milyar | 155 | – | 0,55 |
BACA | 1665,72 Milyar | 214 | – | 0,91 |
AGRS | 1986,40 Milyar | 149 | – | 1,33 |
DNAR | 2534,57 Milyar | 280 | – | 1,56 |
NOBU | 1552,87 Milyar | 560 | – | 1,6 |
MASB | 2639,89 Milyar | 3490 | – | 1,64 |
BCIC | 1434,43 Milyar | 167 | – | 1,69 |
BABP | 1900,06 Milyar | 153 | – | 2,07 |
BGTG | 1139,40 Milyar | 214 | – | 2,1 |
BSWD | 1066,17 Milyar | 1750 | – | 2,28 |
BEKS | 1395,72 Milyar | 50 | – | 2,41 |
BNBA | 1616,43 Milyar | 2610 | 0,13% | 4,48 |
BMAS | 1297,39 Milyar | 1500 | 0,50% | 5,14 |
AMAR | 1063,66 Milyar | 580 | – | 7,54 |
AGRO | 2518,89 Milyar | 1270 | – | 11,47 |
BBYB | 1106,25 Milyar | 1830 | 0,01% | 15,59 |
BINA | 1197,16 Milyar | 3580 | – | 16,91 |
BBSI | 1049,98 Milyar | 5500 | – | 17,32 |
BANK | 1101,02 Milyar | 2210 | – | 26,58 |
BBHI | 1287,09 Milyar | 5650 | – | 95,39 |
Dari semua bank mini yang ada, yang PBV kurang dari 1 adalah BVIC dan BACA.
Yang modal inti paling kecil adalah BBSI dan AMAR.
Yang Bagi dividen hanya BMAS BNBA dan BBYB.
Tinggal pilih mau bank mini atau besar. Story mereka berbeda.
Keputusan Jual dan Beli ada di Tangan Masing-masing. .
Jika ingin membuat rekening sekuritas bisa chat via whatsapp nomor 083119181386
Untuk bisa beli saham di Nasdaq seperti Google, Apple, atau Tesla maka bisa download aplikasi Gotrade di sini.
Kalau niat buka tabungan Bank Jago untuk dapat cashback bisa klik link ini https://jadi.jago.com/3IfQIH
Kalau mau buka rekening Bank Neo Commerce untuk dapat cashback bisa pakai link ini https://s.bankneo.co.id/qPJh00 atau kode referal R35000
Untuk konsultasi perencanaan keuangan atau Financial Planning dari Certified Financial Planner Tim Pintarsaham.id bisa juga melakukan reservasi via Whatsapp +62 831-1918-138
Bila ingin mendaftar menjadi member Pintarsaham.id bisa hubungi Admin Pintarsaham.id via WA +62 831-1918-1386
Sedangkan jika ingin Trading Kripto bisa daftar di sini
Kode referal Akun Binance SV06XFJZ
Jika anda menyukai artikel ini jangan lupa untuk berlangganan di Youtube Channel Pintar Saham dan nantikan video edukasi tentang saham di channel tersebut. Jangan lupa melihat Facebook Fan Page Pintar Saham Indonesia dan Instagram Pintar Saham @pintarsaham.id
Disclaimer :
Penyebutan nama saham (jika ada) tidak bermaksud untuk memberikan penilaian bagus buruk, atau pun rekomendasi jual beli atau tahan untuk saham tertentu. Tujuan pemberian contoh adalah untuk menunjukkan fakta yang menguatkan opini penulis. Kinerja Masa Lalu tidak menjadi jaminan akan kembali terulang pada masa yang akan datang. Semua data dan hasil pengolahan data diambil dari sumber yang dianggap terpercaya dan diolah dengan usaha terbaik. Meski demikian, penulis tidak menjamin kebenaran sumber data. Data dan hasil pengolahan data dapat berubah sewaktu-waktu tanpa adanya pemberitahuan. Seluruh tulisan, komentar dan tanggapan atas komentar merupakan opini pribadi.