Skydrugz Corner: Industri Polyethylene
Secara garis besar, plastik dapat dikelompokkan menjadi dua golongan, yaitu :
Poly Ethylene (PE) adalah jenis polimer dengan ketahanan kimia dan ketahanan pakai yang kuat. Secara umum terbagi kedalam PE densitas – rendah (LDPE), PE densitas – tinggi (HDPE) dan PE berat – molekul – ultra – tinggi (UHMW – PE). Jenis HDPE adalah yang paling banyak digunakan. PE – UHMW adalah Poly Ethylene densitas ultra tinggi yang memiliki jumlah molekul rata – rata biasanya sekitar 3 juta
Polietilena atau polyethylene berdensitas rendah (LDPE) pertama kali diproduksi di Inggris pada tahun 1933 oleh Imperial Chemical Industries Ltd. (ICI). Upaya tersebut dilakukan dalam rangka mempelajari efek dari tekanan tinggi terhadap hasil polimerisasi polietilena.
Polietilena merupakan jenis termoplastik yang memiliki aplikasi penggunaan yang cukup variatif. Beberapa produk yang menggunakan polietilena adalah:
Kemasan makanan: polietilena tersertifikasi aman untuk digunakan sebagai kemasan makanan karena sifatnya yang resisten terhadap penyerapan air dan bahan kimia.
Baskom, botol, dan tempat sampah: polietilena memiliki durabilitas yang cukup baik terhadap benturan sehingga cocok digunakan sebagai produk rumah tangga.
Kabel bertensilitas tinggi: Sifatnya yang rigan namun tetap kuat membuat polietilena sangat cocok untuk diaplikasikan sebagai kabel industri.
Selang medis: Dengan tingkat porositas yang rendah, polietilena menjadi bahan ideal yang dapat digunakan untuk kateter dan produk medis lainnya karena tahan akan kontaminasi.
Konsumsi per kapita bahan baku plastik polyethylene (PE) resin di Indonesia mencapai sekitar 4,6 kg per kapita atau lebih rendah dibanding tingkat konsumsi per kapita rata-rata di kawasan Asia yang mencapai 8,8 kg per kapita. Sementara tingkat konsumsi per kapita PE resin di kawasan Asean seperti Singapura mencapai sekitar 19 kg per tahun, Malaysia (36 kg per kapita), Thailand (19 kg per kapita). Sedangkan konsumsi PE resin per kapita di Korea Selatan dan Jepang masing-masing telah mencapai 43 kg per kapita dan 34 kg per kapita.
Dengan kondisi ini, maka potensi pertumbuhan konsumsi bahan baku plastik di pasar dalam negeri masih cukup besar, karena Indonesia merupakan pasar potensial bahan baku plastik dengan populasi penduduk 245 juta jiwa atau ke empat terbesar setelah China, India dan Amerika Serikat.
Pada 2019 tercatat konsumsi plastik mencapai 5,9 juta ton.
Adapun konsumsi plastik sebanyak 60% kebanyakan untuk kemasan produk, kontainer, boks, ataupun kantong belanja yang fleksibel, sisanya beragam kebutuhan seperti plastik film juga untuk pipa.
Hingga saat ini konsumsi plastik terbanyak di Jawa Barat 40%, sedangkan Jawa Tengah dan Jawa Timur total 50% dan sisanya 10% tersebar di berbagai daerah di Sumatera dan pulau lainnya.
Industri plastik sendiri saat ini masih 40% menggunakan bahan baku impor. Jumlah tersebut menurun dibandingkan sebelumnya yang mencapai 50%.
Dari seluruh jenis plastik, kemasan minuman ringan termasuk dalam jenis yang paling banyak didaur ulang yaitu botol PET (polyethylene terephthalate) sekitar 23% dan gelas PP (polypropylene) sekitar 15%. Hal ini menunjukkan secara umum kontribusi jenis plastik ini terhadap sirkulasi ekonomi di Indonesia.
Asosiasi Industri Olefin, Aromatik dan Plastik Indonesia (Inaplas) mencatat total produksi Polyethylene dalam negeri pada akhir 2019 mencapai 1.186.000 ton per tahun yang berasal dari Chandra Asri dan Lotte Titan.
Berdasarkan data Kementerian Perindustrian, total pemintaan produk Polyethylene dalam negeri mencapai 1.005.000 ton per tahun.
Namun dengan rampungnya ekspansi pabrik Polyethylene milik Chandra Asri pada kuartal IV 2019 yang bertambah sebesar 400.000 ton per tahun menjadi 736.000 ton per tahun dan dengan produksi full capacity milik Lotte Titan sebesar 450.000 ton per tahun, maka Indonesia kini dapat memenuhi kebutuhan Polyethylene dalam negeri secara maksimal.
Market leader Industri Polyethylene Indonesia adalah TPIA yang diikuti oleh FPNI dan Polytama.
Pintarsaham.id dan DBS Digibank akan mengadakan Webinar Saham FREE pada tanggal 22 Oktober 2021 pukul 19.00 WIB. Jangan lupa untuk mendaftarkan diri ke sini: http://bit.ly/pintarsahamidxdigibank
Jika ingin mendapatkan data analisis Laporan Keuangan Kuartalan bisa pesan di sini atau menghubungi Whatsapp Admin Pintarsaham.id +62 831-1918-1386
Untuk konsultasi perencanaan keuangan atau Financial Planning dari Certified Financial Planner Tim Pintarsaham.id bisa juga melakukan reservasi via Whatsapp +62 831-1918-1386
Bila ingin mendaftar menjadi member Pintarsaham.id bisa ke link ini atau hubungi Admin Pintarsaham.id via WA +62 831-1918-1386 atau dengan Buka rekening saham di Sucor Sekuritas di sini dengan menggunakan referal TIRA2. Sedangkan jika ingin Trading Kripto bisa daftar di sini
Jika anda menyukai artikel ini jangan lupa untuk berlangganan di Youtube Channel Pintar Saham dan nantikan video edukasi tentang saham di channel tersebut. Jangan lupa melihat Facebook Fan Page Pintar Saham Indonesia dan Instagram Pintar Saham @pintarsaham.id
Penyebutan nama saham (jika ada) tidak bermaksud untuk memberikan penilaian bagus buruk, atau pun rekomendasi jual beli atau tahan untuk saham tertentu. Tujuan pemberian contoh adalah untuk menunjukkan fakta yang menguatkan opini penulis. Kinerja Masa Lalu tidak menjadi jaminan akan kembali terulang pada masa yang akan datang. Semua data dan hasil pengolahan data diambil dari sumber yang dianggap terpercaya dan diolah dengan usaha terbaik. Meski demikian, penulis tidak menjamin kebenaran sumber data. Data dan hasil pengolahan data dapat berubah sewaktu-waktu tanpa adanya pemberitahuan. Seluruh tulisan, komentar dan tanggapan atas komentar merupakan opini pribadi.