Monday, March 17, 2025
No menu items!
Google search engine
HomeInsightSkydrugz Corner: Beban Iklan dan Promosi

Skydrugz Corner: Beban Iklan dan Promosi

Skydrugz Corner: Beban Iklan dan Promosi

Beban iklan dan promosi adalah segala jenis pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan untuk mempromosikan barang atau jasa. Entah itu dalam bentuk iklan media cetak, media online, maupun promosi secara langsung ke konsumen tanpa perantara.

Di laporan keuangan emiten, beban iklan dan promosi atau advertising biasanya masuk ke akun sales, general, and administrative (SG&A) atau beban penjualan, umum dan administratif di laporan laba rugi. Terkadang ada perusahaan yang mencatatkan advertising sebagai asset di neraca atau balance sheet dengan memasukkan di akun prepaid expense. Begitu penjualan yang berkaitan prepaid expense sudah dilakukan, baru lah beban iklan dan promosi pindah pos ke laporan laba rugi atau Income statement. Tapi praktik seperti ini jarang saya temukan. Paling sering langsung tercatat di income statement tanpa harus melewati transisi di Balance Sheet. Perusahaan yang mencatatkan advertising sebagai Asset di balance sheet harus memiliki keyakinan bahwa beban tersebut akan berkaitan erat penjualan di masa depan.

Advertising adalah sebuah keniscayaan karena agar suatu produk atau jasa laris itu butuh promosi dan iklan agar bisa dikenal oleh khalayak ramai. Membangun Brand selama bertahun-tahun itu butuh banyak dana.

Berapa idealnya beban advertising di sebuah perusahaan? Tidak ada angka yang pasti untuk ini. Biasanya kita pakai saja proporsi beban advertising terhadap pendapatan atau revenue. Range beban iklan terhadap pendapatan pada umumnya di kisaran 0,5% hingga 20%, tergantung nature business dan industri.

Beban Iklan dan Promosi BJBR

Sebagai contoh di industri bank, perusahaan seperti BJBR, berdasarkan Laporan Keuangan 2018, beban promosi mereka mencapai 427 milyar sedangkan pendapatan bunga mereka mencapai 11,9 Triliun dan pendapatan operasional lainnya mencapai 934 milyar sehingga proporsi beban iklan terhadap pendapatan BJBR sekitar 3-4% saja.

Sekarang coba bandingkan dengan industri konsumer, perusahaan seperti MYOR, berdasarkan laporan keuangan 2018, beban iklan dan promosi MYOR sekitar 2,4 Triliun sedangkan penjualan MYOR di 2018 adalah 24 Triliun. Sehingga proporsi beban iklan dan promosi terhadap Revenue MYOR adalah sekitar 10%.

Jadi proporsi beban iklan dan promosi di industri konsumer jauh lebih besar dari beban iklan di industri perbankan.

Beban iklan dan promosi memang diperlukan untuk meningkatkan Brand Awareness. Namun tidak selamanya beban iklan dan promosi akan terkonversi menjadi penjualan. Karena itu manajemen perusahaan harus mampu menciptakan strategi promosi yang sesuai dengan produk perusahaan.

Kita bisa menciptakan metrik sendiri yakni rasio beban iklan terhadap Revenue untuk bisa membandingkan perusahaan mana yang melakukan spending iklan secara efektif dan efisien. Tapi metrik seperti ini hanya berlaku pada perusahaan yang berada pada industri yang sama. Misalnya membandingkan rasio beban iklan/revenue antara ICBP dan MYOR atau antara BBCA dan BBRI agar bisa apple to apple.

Ikuti Webinar Pintarsaham.id bersama DBS Digibank dengan . Free for all.

Jika ingin mendapatkan data analisis kuartalan bisa pesan di sini dan jika ingin mendaftar menjadi member Pintarsaham.id bisa ke link ini atau jika ingin membuat rekening sekuritas bisa chat via whatsapp nomor 083119181386

Jika anda menyukai artikel ini jangan lupa untuk berlangganan di Youtube Channel Pintar Saham dan nantikan video edukasi tentang saham di channel tersebut. Jangan lupa melihat Facebook Fan Page Pintar Saham Indonesia dan Instagram Pintar Saham @pintarsaham.id

Disclaimer :

Penyebutan nama saham (jika ada) tidak bermaksud untuk memberikan penilaian bagus buruk, atau pun rekomendasi jual beli atau tahan untuk saham tertentu. Tujuan pemberian contoh adalah untuk menunjukkan fakta yang menguatkan opini penulis. Kinerja Masa Lalu tidak menjadi jaminan akan kembali terulang pada masa yang akan datang. Semua data dan hasil pengolahan data diambil dari sumber yang dianggap terpercaya dan diolah dengan usaha terbaik. Meski demikian, penulis tidak menjamin kebenaran sumber data. Data dan hasil pengolahan data dapat berubah sewaktu-waktu tanpa adanya pemberitahuan. Seluruh tulisan, komentar dan tanggapan atas komentar merupakan opini pribadi.

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -
Google search engine

Latest Post

Most Popular

Skydrugz Corner: Beban Iklan dan Promosi

Skydrugz Corner: Beban Iklan dan Promosi

Beban iklan dan promosi adalah segala jenis pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan untuk mempromosikan barang atau jasa. Entah itu dalam bentuk iklan media cetak, media online, maupun promosi secara langsung ke konsumen tanpa perantara.

Di laporan keuangan emiten, beban iklan dan promosi atau advertising biasanya masuk ke akun sales, general, and administrative (SG&A) atau beban penjualan, umum dan administratif di laporan laba rugi. Terkadang ada perusahaan yang mencatatkan advertising sebagai asset di neraca atau balance sheet dengan memasukkan di akun prepaid expense. Begitu penjualan yang berkaitan prepaid expense sudah dilakukan, baru lah beban iklan dan promosi pindah pos ke laporan laba rugi atau Income statement. Tapi praktik seperti ini jarang saya temukan. Paling sering langsung tercatat di income statement tanpa harus melewati transisi di Balance Sheet. Perusahaan yang mencatatkan advertising sebagai Asset di balance sheet harus memiliki keyakinan bahwa beban tersebut akan berkaitan erat penjualan di masa depan.

Advertising adalah sebuah keniscayaan karena agar suatu produk atau jasa laris itu butuh promosi dan iklan agar bisa dikenal oleh khalayak ramai. Membangun Brand selama bertahun-tahun itu butuh banyak dana.

Berapa idealnya beban advertising di sebuah perusahaan? Tidak ada angka yang pasti untuk ini. Biasanya kita pakai saja proporsi beban advertising terhadap pendapatan atau revenue. Range beban iklan terhadap pendapatan pada umumnya di kisaran 0,5% hingga 20%, tergantung nature business dan industri.

Beban Iklan dan Promosi BJBR

Sebagai contoh di industri bank, perusahaan seperti BJBR, berdasarkan Laporan Keuangan 2018, beban promosi mereka mencapai 427 milyar sedangkan pendapatan bunga mereka mencapai 11,9 Triliun dan pendapatan operasional lainnya mencapai 934 milyar sehingga proporsi beban iklan terhadap pendapatan BJBR sekitar 3-4% saja.

Sekarang coba bandingkan dengan industri konsumer, perusahaan seperti MYOR, berdasarkan laporan keuangan 2018, beban iklan dan promosi MYOR sekitar 2,4 Triliun sedangkan penjualan MYOR di 2018 adalah 24 Triliun. Sehingga proporsi beban iklan dan promosi terhadap Revenue MYOR adalah sekitar 10%.

Jadi proporsi beban iklan dan promosi di industri konsumer jauh lebih besar dari beban iklan di industri perbankan.

Beban iklan dan promosi memang diperlukan untuk meningkatkan Brand Awareness. Namun tidak selamanya beban iklan dan promosi akan terkonversi menjadi penjualan. Karena itu manajemen perusahaan harus mampu menciptakan strategi promosi yang sesuai dengan produk perusahaan.

Kita bisa menciptakan metrik sendiri yakni rasio beban iklan terhadap Revenue untuk bisa membandingkan perusahaan mana yang melakukan spending iklan secara efektif dan efisien. Tapi metrik seperti ini hanya berlaku pada perusahaan yang berada pada industri yang sama. Misalnya membandingkan rasio beban iklan/revenue antara ICBP dan MYOR atau antara BBCA dan BBRI agar bisa apple to apple.

Ikuti Webinar Pintarsaham.id bersama DBS Digibank dengan . Free for all.

Jika ingin mendapatkan data analisis kuartalan bisa pesan di sini dan jika ingin mendaftar menjadi member Pintarsaham.id bisa ke link ini atau jika ingin membuat rekening sekuritas bisa chat via whatsapp nomor 083119181386

Jika anda menyukai artikel ini jangan lupa untuk berlangganan di Youtube Channel Pintar Saham dan nantikan video edukasi tentang saham di channel tersebut. Jangan lupa melihat Facebook Fan Page Pintar Saham Indonesia dan Instagram Pintar Saham @pintarsaham.id

Disclaimer :

Penyebutan nama saham (jika ada) tidak bermaksud untuk memberikan penilaian bagus buruk, atau pun rekomendasi jual beli atau tahan untuk saham tertentu. Tujuan pemberian contoh adalah untuk menunjukkan fakta yang menguatkan opini penulis. Kinerja Masa Lalu tidak menjadi jaminan akan kembali terulang pada masa yang akan datang. Semua data dan hasil pengolahan data diambil dari sumber yang dianggap terpercaya dan diolah dengan usaha terbaik. Meski demikian, penulis tidak menjamin kebenaran sumber data. Data dan hasil pengolahan data dapat berubah sewaktu-waktu tanpa adanya pemberitahuan. Seluruh tulisan, komentar dan tanggapan atas komentar merupakan opini pribadi.

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -
Google search engine

Most Popular

Recent Comments