Simpanan nasabah BBNI tetap menjadi komponen terbesar dalam liabilitas perusahaan, mencapai Rp772,32 triliun atau 84,10% dari total liabilitas, namun dana nasabah BBNI mengalami penurunan sebesar -4,74% ❌.
Penurunan ini bisa menandakan pengurangan likuiditas yang tersedia dari nasabah, yang mungkin berdampak pada fleksibilitas keuangan bank. Sebaliknya, simpanan dari bank lain meningkat signifikan sebesar 52,60% ❌, mencapai Rp18,15 triliun atau 1,98% dari total liabilitas, yang menambah beban kewajiban meskipun memberikan tambahan likuiditas jangka pendek. Simpanan dari bank lain biasanya memiliki bunga lebih tinggi dari simpanan nasabah biasa.
Pinjaman yang diterima juga menunjukkan pertumbuhan sebesar 5,77% ❌, dengan nilai mencapai Rp32,74 triliun atau 3,56% dari total liabilitas. Pertumbuhan dalam pinjaman ini menunjukkan peningkatan kewajiban bank terhadap pihak pemberi pinjaman, yang bisa menambah beban biaya bunga di masa mendatang. Selain itu, liabilitas lain-lain, yang mencakup berbagai kewajiban lainnya, tumbuh sebesar 8,43% ❌ menjadi Rp28,33 triliun atau 3,08% dari total liabilitas, yang menambah kompleksitas dalam manajemen kewajiban bank.
Efek-efek subordinasi, yang merupakan kewajiban jangka panjang, juga mengalami peningkatan sebesar 6,36% ❌, dengan nilai mencapai Rp18,01 triliun atau 1,96% dari total liabilitas. Meskipun memberikan modal tambahan untuk operasional bank, pertumbuhan ini juga menambah beban pembayaran bunga yang harus dikelola dengan hati-hati. Secara keseluruhan, meskipun ada pertumbuhan dalam beberapa elemen liabilitas, peningkatan ini sebagian besar dianggap tidak menguntungkan karena meningkatkan kewajiban dan beban bunga yang harus ditanggung bank di masa depan.
Loan to Deposit Ratio (LDR) BBNI per 30 Juni 2024 menunjukkan tingkat pemanfaatan dana nasabah yang cukup tinggi, yaitu sebesar 94,13% ✅.
Dengan total pinjaman yang diberikan mencapai Rp726,98 triliun dan total simpanan nasabah sebesar Rp772,32 triliun, BBNI memanfaatkan hampir seluruh dana yang dihimpun dari nasabah untuk disalurkan kembali dalam bentuk pinjaman.
Tingkat LDR ini menunjukkan strategi agresif bank dalam penyaluran kredit, yang dapat meningkatkan pendapatan bunga dan profitabilitas. Namun, LDR yang tinggi ini juga membawa potensi risiko likuiditas ❌, terutama jika terjadi penarikan dana besar-besaran oleh nasabah, yang bisa mempengaruhi kestabilan operasional bank. Mempertahankan keseimbangan antara pertumbuhan pinjaman dan likuiditas akan menjadi tantangan utama bagi BBNI ke depannya untuk menjaga kinerja yang solid.
Jelaskan dalam paragraf yang enak dibaca dengan seamless yang bisa menyajikan semua data angka dan tetap tampilkan icon setiap kalimat. Fokus di 5 liabilitas terbesar saja.
Rincian Liabilitas BBNI:
1. Simpanan nasabah:
– 30 Juni 2024: Rp772,32 triliun (84,10% dari total liabilitas)
– 31 Desember 2023: Rp810,73 triliun (86,99% dari total liabilitas)
– Growth: -4,74% ❌
2. Simpanan dari bank lain:
– 30 Juni 2024: Rp18,15 triliun (1,98% dari total liabilitas)
– 31 Desember 2023: Rp11,89 triliun (1,28% dari total liabilitas)
– Growth: 52,60% ❌
3. Pinjaman yang diterima:
– 30 Juni 2024: Rp32,74 triliun (3,56% dari total liabilitas)
– 31 Desember 2023: Rp30,95 triliun (3,32% dari total liabilitas)
– Growth: 5,77% ❌
4. Liabilitas lain-lain:
– 30 Juni 2024: Rp28,33 triliun (3,08% dari total liabilitas)
– 31 Desember 2023: Rp26,12 triliun (2,80% dari total liabilitas)
– Growth: 8,43% ❌
5. Efek-efek subordinasi:
– 30 Juni 2024: Rp18,01 triliun (1,96% dari total liabilitas)
– 31 Desember 2023: Rp16,93 triliun (1,82% dari total liabilitas)
– Growth: 6,36% ❌
6. Efek-efek yang dijual dengan janji dibeli kembali:
– 30 Juni 2024: Rp14,08 triliun (1,53% dari total liabilitas)
– 31 Desember 2023: Rp6,89 triliun (0,74% dari total liabilitas)
– Growth: 104,37% ❌
7. Efek-efek yang diterbitkan:
– 30 Juni 2024: Rp13,10 triliun (1,43% dari total liabilitas)
– 31 Desember 2023: Rp4,89 triliun (0,53% dari total liabilitas)
– Growth: 167,73% ❌
8. Liabilitas segera:
– 30 Juni 2024: Rp6,23 triliun (0,68% dari total liabilitas)
– 31 Desember 2023: Rp5,29 triliun (0,57% dari total liabilitas)
– Growth: 17,61% ❌
9. Imbalan kerja:
– 30 Juni 2024: Rp5,83 triliun (0,63% dari total liabilitas)
– 31 Desember 2023: Rp7,01 triliun (0,75% dari total liabilitas)
– Growth: -16,82% ✅
10. Liabilitas akseptasi:
– 30 Juni 2024: Rp5,01 triliun (0,55% dari total liabilitas)
– 31 Desember 2023: Rp5,75 triliun (0,62% dari total liabilitas)
– Growth: -12,90% ✅
11. Liabilitas derivatif:
– 30 Juni 2024: Rp1,18 triliun (0,13% dari total liabilitas)
– 31 Desember 2023: Rp0,81 triliun (0,09% dari total liabilitas)
– Growth: 45,41% ❌
12. Beban yang masih harus dibayar:
– 30 Juni 2024: Rp1,49 triliun (0,16% dari total liabilitas)
– 31 Desember 2023: Rp1,66 triliun (0,18% dari total liabilitas)
– Growth: -10,20% ✅
13. Penyisihan:
– 30 Juni 2024: Rp1,43 triliun (0,16% dari total liabilitas)
– 31 Desember 2023: Rp2,17 triliun (0,23% dari total liabilitas)
– Growth: -34,08% ✅
14. Utang pajak:
– 30 Juni 2024: Rp0,50 triliun (0,05% dari total liabilitas)
– 31 Desember 2023: Rp0,82 triliun (0,09% dari total liabilitas)
– Growth: -39,09% ✅