The Photoshop Beta introduces several new features, but the highlight is the Generative Fill feature.

Obligasi Korporasi vs Instrumen Investasi Lainnya

Obligasi Korporasi dan Jenis Instrumen Investasi Lainnya

Dalam melakukan investasi kita dapat mengetahui beberapa instrument investasi diantaranya yaitu, emas, valuta asing, saham, obligasi pemerintah dan obligasi korporat. Ke lima instrument investasi tersebut memiliki tingkat pengembalian yang berbeda beda selama 5 tahun ini.

Dapat dilihat dari gambar grafik diatas yang membandingkan tingkat return antara instrument valuta asing dalam USD/IDR, emas, dan juga IHSG, dimana instrument investasi emas memiliki tingkat return sebesar 68.72% untuk tingkat return IHSG sebesar 41.40% dan untuk tingkat return valuta asing USD/IDR sebesar 1.38% selama 5 tahun ini.

Perbandingan Grafik Return

Dari ketiga instrument pada grafik di bawah, terlihat jelas emas memiliki return yang paling besar selama 5 tahun terakhir dan memiliki hubungan yang berlawanan dengan IHSG.

Dimana di saat return yang diberikan ihsg turun maka return yang diberikan oleh emas akan meningkat. Hal ini dikarenakan emas merupakan instrument yang bersifat defensive di saat terjadinya krisis, sehingga para investor akan keluar dari instrument saham saat terjadi krisis, karena mereka beranggapan bahwa perusahaan akan menghasilkan keuntungan yang kecil atau bahkan rugi apabila krisis terjadi.

Sehingga mereka memilih instrument emas yang lebih defensif karena jumlahnya yang terbatas. Untuk instrument valuta asing USD/IDR merupakan instrument dengan tingkat volatility return yang stabil selama 5 tahun ini, sehingga cocok bagi para investor yang memiliki profil resiko yang rendah.

 

IHSG vs Gold vs USD
Perbandingan grafik return IHSG vs Gold vs USD

Selain ketiga instrument tersebut, terdapat juga dua instrument lain yang dapat menjadi alternatif bagi para investor yaitu obligasi pemerintah dan obligasi korporat.

Untuk tingkat return dari kedua jenis obligasi tersebut dapat kita lihat pada gambar grafik diatas.

Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa tingkat return obligasi pemerintah sebesar 71.61%, dan return obligasi korporasi sebesar 69.55% selama 5 tahun.

Kedua instrument ini memiliki tingkat return yang lebih besar jika dibandingkan dengan emas pada grafik yang pertama, dan obligasi pemerintah lah yang memberikan return terbesar diantara instrument yang lainnya.

Di dalam grafik dapat kita lihat pergerakan return antara obligasi pemerintah dan obligasi bersifat linier sehingga dapat kita simpulkan kedua obligasi ini memiliki karakteristik yang sama jika dibandingkan dengan instrument yang lainnya dan kedua jenis obligasi ini selalu mengalami peningkatan return yang stabil selama 5 tahun.

Persamaan dan Perbedaan Karakteristik Obligasi Pemerintah (Government Bond) dan Obligasi Korporat (Corporate Bond)

Walaupun terdapat persamaan karakteristik antara obligasi pemerintah dan korporasi , terdapat beberapa perbedaan diantara keduanya.

Di dalam obligasi korporasi memiliki resiko yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan obligasi pemerintah, hal ini disebabkan oleh kondisi perusahaan yang menerbitkan obligasi nya dan kondisi pasar.

Dalam memilih obligasi korporasi kita dapat meminimalkan resiko gagal bayar dari perusahaan yang menerbitkan obligasi tersebut yaitu dengan cara melihat rating dari obligasi korporasi perusahaan tersebut.

Dari gambar di bawah ini dapat dilihat bahwa terdapat 55,90% obligasi korporasi dengan rating AAA dari seluruh obligasi korporasi yang beredar di Indonesia dan kita juga dapat menyesuaikan time frame investasi di obligasi korporasi, seperti yang dapat kita lihat pada gambar dibawah ini (<5 tahun, 5-7 tahun, >7 tahun).

Obligasi Korporasi
Obligasi Korporasi

Dari data diatas obligasi korporat memiliki tingkat kepemilikan asing yang rendah yaitu sebesar 7.01% sehingga ini menjadi hal yang baik bagi obligasi korporasi karena pengaruh dana asing pada obligasi korporasi tidak signifikan.

Obligasi korporat memiliki banyak jenis jika dibandingkan dengan obligasi pemerintah, seperti adanya mortgage bond, obligasi konversi, obligasi dengan waran dan masih banyak lagi.

Banyak perusahaan yang tertarik untuk menerbitkan obligasi dalam melakukan ekspansi bisnisnya karena dalam menerbitkan obligasi korporasi perusahaan dapat membuat terms and condition yang bervariasi di dalam penerbitan obligasi nya, sehingga sebagai investor yang ingin membeli obligasi korporat harus membaca prospectus penerbitan obligasi korporasi dengan seksama.

Sebagai seorang investor kita perlu mengetahui untung dan resiko dalam melakukan investasi di obligasi korporat berikut adalah rangkuman nya :

Keunggulan dari melakukan investasi di obligasi korporat

  • Memiliki tingkat return yang lebih besar dibandingkan dengan saham, emas dan valuta asing (jika melihat data diatas) secara jangka panjang tentunya saham yang lebih baik
  • Dapat menghasilkan cash flow secara rutin sesuai dengan tingkat kupon obligasi korporasi dan tingkat kupon obligasi korporasi lebih besar dibandingkan pada kupon obligasi pemerintah
  • Dapat di penjual belikan sehingga berpotensi memperoleh capital gain pada saat menjual obligasi korporasi
  • Terdapat banyak pilihan instrument obligasi yang bervariasi yang dapat di sesuaikan dengan profil resiko, seperti adanya obligasi dengan tingkat kupon tetap dan ada juga dengan tingkat kupon yang mengambang, ada obligasi dengan jaminan dan ada obligasi tanpa jaminan.
  • Dalam era suku bunga yang rendah dapat mendorong harga obligasi korporasi

Resiko dalam melakukan investasi di obligasi korporat

  • Obligasi korporat memiliki resiko gagal bayar yang dihadapi oleh perusahaan jika perusahan yang menerbitkan obligasi tersebut bangkrut.
  • Adanya resiko tingkat suku bunga dimana jika tingkat suku bunga mengalami kenaikan maka harga obligasi akan tertekan.
  • Obligasi korporat memiliki resiko likuiditas atau sulit untuk diperjualbelikan di pasar sekunder karena untuk pembelian obligasi korporasi memerlukan dana yang besar.
  • Jika seorang investor berinvestasi pada obligasi yang berumur Panjang maka akan semakin beresiko karena semakin Panjang umur obligasi tingkat fluktuasi harga obligasi akan semakin meningkat.
  • Adanya resiko pasar Risiko ini dapat terjadi apabila harga obligasi berfluktuasi karena berbagai faktor ekonomi makro seperti inflasi. Pada saat inflasi meningkat, harga obligasi berpotensi turun.

 

Oleh: Landrikus Revyn Agfiyatno (Instagram: @revinagfiyatno)

 

Jika anda menyukai artikel ini jangan lupa untuk berlangganan di Youtube Channel Pintar Saham dan nantikan video edukasi tentang saham di channel tersebut. Jangan lupa melihat Facebook Fan Page Pintar Saham Indonesia dan Instagram Pintar Saham @pintarsaham.id

Disclaimer :

Penyebutan nama saham (jika ada) tidak bermaksud untuk memberikan penilaian bagus buruk, atau pun rekomendasi jual beli atau tahan untuk saham tertentu. Tujuan pemberian contoh adalah untuk menunjukkan fakta yang menguatkan opini penulis. Kinerja Masa Lalu tidak menjadi jaminan akan kembali terulang pada masa yang akan datang. Semua data dan hasil pengolahan data diambil dari sumber yang dianggap terpercaya dan diolah dengan usaha terbaik. Meski demikian, penulis tidak menjamin kebenaran sumber data. Data dan hasil pengolahan data dapat berubah sewaktu-waktu tanpa adanya pemberitahuan. Seluruh tulisan, komentar dan tanggapan atas komentar merupakan opini pribadi

Share this post :
Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *