Sunday, March 16, 2025
No menu items!
Google search engine
HomeInsightMengubah Strategi Akumulasi Di Masa Bearish

Mengubah Strategi Akumulasi Di Masa Bearish

Strategi di Masa Bearish

Ada banyak hal yang terjadi dalam beberapa hari terakhir yang memaksa investor selot selot mengubah strategi:

1. Pemerintah China mulai menarik dana dari pasar yang dapat berefek pada penurunan likuiditas

2. kembali dibebaskan oleh BEI

3. Aberdeen membubarkan diri dari Indonesia sehingga reksadana saham mereka harus dilikuidasi.

4. Saham di IHSG mulai banyak yang overvalued karena PER >15

5. Ada rencana batas ARB 25% akan kembali dibuka yang belum tahu kapan akan terealisasi

6. Skandal Asabri dan BPJS TK dalam proses penyidikan

Karena kelima hal tersebut di atas maka investor selot – selot. Harus mengubah strategi akumulasi. Akumulasi based on percentage seperti yang sudah saya tuliskan di artikel sebelumnya hanya bisa digunakan di pasar bullish.

Di pasar yang kemungkinan akan bearish dan sideways lama maka strategi akumulasi yang dilakukan adalah accumulation based on valuation.

Akumulasi menggunakan parameter PER

Untuk perusahaan yang labanya stabil, maka parameter valuasi yang kita gunakan adalah PER. Normalnya PER standard perusahaan adalah 15. Sehingga starting point akumulasi seperti ini:

Kita pakai contoh saham SMSM. EPS proyeksi perusahaan ini adalah 82 rupiah

PER 15 = 82 x 15 = 1230 rupiah beli selot

PER 13 = 82 x 13 = 1066 rupiah beli selot

PER 11 = 82 x 11 =902 rupiah beli selot

PER 9 = 82 x 11 = 738 rupiah beli selot

Dst.. sampai PER 1

Akumulasi menggunakan Parameter PBV

Untuk perusahaan siklikal yang labanya tidak stabil maka parameter valuasi yang kita gunakan adalah PBV.

Kita gunakan contoh PTBA. Perusahaan ini labanya tidak stabil. PBV normal perusahaan ini dalam 10 tahun terakhir adalah 0,74 – 2,29. Sedangkan PBV PTBA saat ini adalah 1,82. Book value per share PTBA adalah 1420 rupiah.

Sehingga target akumulasi PTBA adalah

PBV 1,8 = 1420 X 1,8 = 2556

PBV 1,5 = 1420 X 1,5 = 2130

PBV 1,2 = 1420 x 1,2 = 1704

Dst…hingga PBV 0,5

Akumulasi dengan menggunakan parameter Dividend Yield

Metode ini hanya berlaku untuk perusahaan yang membagikan dividen secara stabil di atas bunga deposito. Kita gunakan contoh perusahaan HMSP yang saat ini dividen yield berdasarkan dividen tahun lalu adalah 8,87% sebanyak 119 rupiah di harga saat ini 1350 rupiah.

Sehingga metode akumulasinya adalah:

Dividend yield 9% = 119/0,09 = 1320

Dividend yield 9,5% = 119/0,095 = 1250

Dividend yield 10% = 119/0,1 = 1190

Dividend yield 10,5% = 119/0,15 = 790

Dst…hingga dividend yield 50%

Penutup

Dengan menggunakan metode akumulasi seperti di atas selot selot maka kita bisa memperpanjang napas akumulasi. Rentang jarak valuasinya bisa di-adjust tergantung ketersediaan dana. Jika dana terbatas rentang akumulasi dapat diperlebar.

Misalnya PBV 2 lalu PBV 1 lalu PBV 0,5

Atau PER 15 lalu PER 10 lalu PER 5

Atau dividen yield 7% lalu dividend yield 10% lalu dividend yield 13% lalu dividend yield 16%.

Tinggal disesuaikan dengan kekuatan dana.

Di masa bearish, carilah diskon sebanyak – banyaknya. Jangan langsung all in.

Sedangkan di masa bullish maka gunakan strategi akumulasi yang berbeda.

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -
Google search engine

Latest Post

Most Popular

Mengubah Strategi Akumulasi Di Masa Bearish

Strategi di Masa Bearish

Ada banyak hal yang terjadi dalam beberapa hari terakhir yang memaksa investor selot selot mengubah strategi:

1. Pemerintah China mulai menarik dana dari pasar yang dapat berefek pada penurunan likuiditas

2. kembali dibebaskan oleh BEI

3. Aberdeen membubarkan diri dari Indonesia sehingga reksadana saham mereka harus dilikuidasi.

4. Saham di IHSG mulai banyak yang overvalued karena PER >15

5. Ada rencana batas ARB 25% akan kembali dibuka yang belum tahu kapan akan terealisasi

6. Skandal Asabri dan BPJS TK dalam proses penyidikan

Karena kelima hal tersebut di atas maka investor selot – selot. Harus mengubah strategi akumulasi. Akumulasi based on percentage seperti yang sudah saya tuliskan di artikel sebelumnya hanya bisa digunakan di pasar bullish.

Di pasar yang kemungkinan akan bearish dan sideways lama maka strategi akumulasi yang dilakukan adalah accumulation based on valuation.

Akumulasi menggunakan parameter PER

Untuk perusahaan yang labanya stabil, maka parameter valuasi yang kita gunakan adalah PER. Normalnya PER standard perusahaan adalah 15. Sehingga starting point akumulasi seperti ini:

Kita pakai contoh saham SMSM. EPS proyeksi perusahaan ini adalah 82 rupiah

PER 15 = 82 x 15 = 1230 rupiah beli selot

PER 13 = 82 x 13 = 1066 rupiah beli selot

PER 11 = 82 x 11 =902 rupiah beli selot

PER 9 = 82 x 11 = 738 rupiah beli selot

Dst.. sampai PER 1

Akumulasi menggunakan Parameter PBV

Untuk perusahaan siklikal yang labanya tidak stabil maka parameter valuasi yang kita gunakan adalah PBV.

Kita gunakan contoh PTBA. Perusahaan ini labanya tidak stabil. PBV normal perusahaan ini dalam 10 tahun terakhir adalah 0,74 – 2,29. Sedangkan PBV PTBA saat ini adalah 1,82. Book value per share PTBA adalah 1420 rupiah.

Sehingga target akumulasi PTBA adalah

PBV 1,8 = 1420 X 1,8 = 2556

PBV 1,5 = 1420 X 1,5 = 2130

PBV 1,2 = 1420 x 1,2 = 1704

Dst…hingga PBV 0,5

Akumulasi dengan menggunakan parameter Dividend Yield

Metode ini hanya berlaku untuk perusahaan yang membagikan dividen secara stabil di atas bunga deposito. Kita gunakan contoh perusahaan HMSP yang saat ini dividen yield berdasarkan dividen tahun lalu adalah 8,87% sebanyak 119 rupiah di harga saat ini 1350 rupiah.

Sehingga metode akumulasinya adalah:

Dividend yield 9% = 119/0,09 = 1320

Dividend yield 9,5% = 119/0,095 = 1250

Dividend yield 10% = 119/0,1 = 1190

Dividend yield 10,5% = 119/0,15 = 790

Dst…hingga dividend yield 50%

Penutup

Dengan menggunakan metode akumulasi seperti di atas selot selot maka kita bisa memperpanjang napas akumulasi. Rentang jarak valuasinya bisa di-adjust tergantung ketersediaan dana. Jika dana terbatas rentang akumulasi dapat diperlebar.

Misalnya PBV 2 lalu PBV 1 lalu PBV 0,5

Atau PER 15 lalu PER 10 lalu PER 5

Atau dividen yield 7% lalu dividend yield 10% lalu dividend yield 13% lalu dividend yield 16%.

Tinggal disesuaikan dengan kekuatan dana.

Di masa bearish, carilah diskon sebanyak – banyaknya. Jangan langsung all in.

Sedangkan di masa bullish maka gunakan strategi akumulasi yang berbeda.

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -
Google search engine

Most Popular

Recent Comments