Kinerja Keuangan ADRO 1H23

Pendapatan Usaha, Harga Jual Rata-Rata dan Produksi
Pendapatan ADRO pada 1H23 tercatat $3.479 juta, atau turun 2% dari 1H22. Produksi dan penjualan naik 19%, masing-masing menjadi 33,41 juta ton dan 32,62 juta ton, yang diofset dengan koreksi harga batu bara, dengan ASP yang turun 18%

Beban Pokok Pendapatan
Beban pokok pendapatan naik 34% y-o-y menjadi $2.033 juta, terutama karena biaya royalti PT Adaro Indonesia (AI) yang meningkat dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Total biaya bahan bakar naik 13%, seiring kenaikan 17% pada konsumsi bahan bakar. Pengupasan lapisan penutup mencapai 129,83 juta bcm, atau naik 27% dari 1H22. Nisbah kupas tercatat 3,89x, atau naik 7% dari 1H22. Biaya kas batu bara per ton (tidak termasuk royalti) pada 1H23 naik 23% dari 1H22.

Beban Usaha
Beban usaha 1H23 naik 68% y-o-y menjadi $241 juta, terutama karena pendapatan negara bukan pajak (PNBP) dan pendapatan pemerintah daerah yang masih harus dibayar, cadangan untuk pembayaran penetapan pemerintah, dan kenaikan beban penjualan dan pemasaran. Kenaikan pada beban penjualan dan pemasaran sesuai dengan kenaikan volume penjualan.

Royalti kepada Pemerintah dan Beban Pajak Penghasilan
Royalti kepada Pemerintah naik 67% dari $511 juta menjadi $853 juta, sedangkan beban pajak penghasilan turun 65% menjadi $244 juta dari $696 juta. Setelah memperoleh IUPK-KOP pada bulan September 2022, AI menerapkan ketentuan perpajakan dan PNBP sesuai aturan yang berlaku mulai 1 Januari 2023. IUPK-KOP tersebut meningkatkan tarif royalti AI dari 13,5% menjadi 14% sampai 28%. Namun, pajak penghasilan badan turun dari 45% menjadi 22%. IUPK-KOP ini juga mengakibatkan perubahan pada bisnis AI, seperti porsi PNBP bagi pemerintah pusat dan daerah sesuai peraturan perundang-undangan. AI meliputi 75% produksi ADRO pada 1H23.

EBITDA Operasional dan Laba Inti
EBITDA operasional ADRO turun 40% y-o-y menjadi $1.393 juta dan laba inti turun 29% menjadi $1.024 juta pada 1H23 karena harga batu bara global kembali normal pada periode ini. Margin EBITDA operasional pada 1H23 mencapai 40%. Laba inti tidak memperhitungkan komponen akuntansi non operasional setelah pajak, yang di antaranya terdiri dari amortisasi properti pertambangan. Laba bersih periode ini yang mencapai $996 juta telah memperhitungkan PNBP untuk pemerintah pusat (dengan porsi 4%) dan pemerintah daerah (dengan porsi 6%)

Total Aset
Total aset per akhir 1H23 naik 11% menjadi $9.736 juta, dari $8.789 juta per akhir 1H22, karena saldo kas naik 23% menjadi $2.762 juta. Per akhir 1H23, kas dan setara kas meliputi 28% dari total aset. Aset lancar per akhir 1H23 naik 13% menjadi $4.057 juta, terutama karena kenaikan saldo kas. Aset non lancar per akhir 1H23 sebesar $5.679 juta mencerminkan kenaikan 9% dari periode yang sama tahun sebelumnya karena kenaikan aset tetap dan investasi pada ventura bersama.

Aset Tetap
Aset tetap per akhir 1H23 sebesar $1.557 juta mewakili kenaikan 14% dari akhir 1H22 karena peningkatan belanja modal pada periode ini, yang terutama digunakan untuk alat berat, kapal, dan smelter aluminium. Aset tetap meliputi 16% total aset.

Properti Pertambangan
Per akhir 1H23, properti pertambangan turun 9% y-o-y menjadi $1.014 juta, karena amortisasi berkala. Properti pertambangan meliputi 10% total aset.

Total Liabilitas
Total liabilitas per akhir 1H23 tercatat $2.717 juta, atau turun 17% dari periode yang sama tahun lalu, terutama karena penurunan 94% pada utang pajak penghasilan badan, walaupun beban yang masih harus dibayar naik 167% dan utang pajak lainnya naik 218% sesuai perubahan
peraturan pemerintah. Liabilitas lancar turun 33% y-o-y menjadi $1.062 juta dan liabilitas non lancar turun 3% y-o-y menjadi $1.655 juta

Manajemen Utang dan Likuiditas
Saldo kas ADRO naik 23% y-o-y dari $2.243 juta menjadi $2.762 juta pada akhir 1H23. Adaro juga memiliki akses $64 juta pada investasi lainnya dan sekitar $1,9 milyar pada komitmen fasilitas pinjaman yang belum dipakai dari beberapa pinjaman yang ada pada 1H23, sehingga
5 meningkatkan total likuiditas menjadi sekitar $4,7 milyar pada akhir 1H23. Utang berbunga turun 8% menjadi $1.502 juta dari $1.629 juta y-o-y.

Ekuitas
Per akhir 1H23, modal pemegang saham tercatat $7.019 juta, yang meliputi kenaikan 27% y-o-y berkat kenaikan laba ditahan.

Arus Kas dari Aktivitas Operasi
Selama 1H23, arus kas ADRO dari aktivitas operasi turun 95% menjadi $72 juta dari $1.357 juta y-o-y karena peningkatan pembayaran royalti dan pajak penghasilan. ADRO membayar pajak penghasilan sebesar $1.379 juta, terutama karena pelunasan pajak FY22 diselesaikan pada 1H23. Lebih lanjut, efektif pada tahun 2023, tarif pajak penghasilan badan AI turun menjadi 22% dari 45%.

Arus Kas dari Aktivitas Investasi
Perusahaan melaporkan arus kas keluar bersih yang digunakan pada aktivitas investasi sebesar $251 juta, atau naik 40% dari 1H22,terutama karena peningkatan 77% pada pembelian aset tetap hingga menjadi $262 juta.

Belanja Modal
Belanja modal pada 1H23 naik 71% menjadi $269 juta dari $157 juta pada periode yang sama tahun lalu. Pengeluaran belanja modal pada periode ini terutama digunakan untuk pembelian dan penggantian alat berat dan kapal, investasi awal pada smelter aluminium dan fasilitas
pendukungnya, serta investasi pada infrastruktur.

Arus Kas dari Aktivitas Pembiayaan
Arus kas keluar bersih dari aktivitas pembiayaan pada 1H23 tercatat $1.147 juta, atau naik 57% dari 1H22, terutama karena peningkatan pada pembayaran dividen. Perusahaan membagikan $1.000 juta kepada para pemegang saham dalam bentuk dividen tunai untuk FY22.

Sumber : Keterbukaan informasi IDX

Share this post :
Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *