PT Jababeka Tbk (“KIJA”) mencatat total pendapatan sebesar Rp2.720,2miliar pada tahun 2022, meningkat 9% dibandingkan tahun 2021.
Pilar Land Development & Property Perseroan mencatat peningkatan pendapatan sebesar 8% dari Rp1.272,7miliar pada tahun 2021 menjadi Rp1.378,2miliar pada tahun 2022 yang didorong oleh peningkatan pada semua segmen di dalam pilar tersebut, terutama penjualan tanah matang, yang mengalami peningkatan pendapatan dari Rp736,8miliar pada tahun 2021 menjadi Rp780,0miliar pada tahun 2022.
Selain itu, penjualan tanah dan bangunan pabrik standar mengalami peningkatan pendapatan dari Rp77,3miliar di tahun 2021 menjadi Rp111,6miliar di tahun 2022.
Terakhir, pendapatan tanah dan rumah, ruko dan apartemen juga meningkat dari Rp404,4miliar di tahun 2021 menjadi Rp423,5miliar di tahun 2022.
Pendapatan dari pilar Infrastruktur Perseroan (terutama listrik, air, air limbah, estate management, dan dry port) meningkat 9% dari Rp1.123,3miliar di tahun 2021 menjadi Rp1.219,4miliar di tahun 2022.
Peningkatan kinerja pilar ini juga terjadi di semua subsegment, yaitu dry port, listrik dan jasa & pemeliharaan (air, air limbah, dan pengelolaan kawasan) masing-masing sebesar 19%, 9% dan 2%.
Pendapatan berulang dari pilar Infrastruktur berkontribusi 45% terhadap total pendapatan pada tahun 2022, sama dengan tahun 2021.
Pilar Leisure & Hospitality KIJA membukukan peningkatan pendapatan sebesar 30% menjadi Rp122,6miliar pada tahun 2022.
Hal ini disebabkan oleh peningkatan pendapatan dari vila dan pariwisata, golf, serta agribisnis dan konsultasi masing-masing sebesar Rp9,2miliar, Rp13,3miliar, dan Rp6,7miliar pada tahun 2022.
Kontributor utama dari pilar Leisure & Hospitality tetap berasal dari subsegmen golf, yang menyumbang 62% dari pendapatan pilar ini pada tahun 2022, dibandingkan dengan 66% pada tahun 2021.
Laba kotor Perseroan meningkat 28% menjadi Rp1.400,2miliar pada tahun 2022.
Pada saat yang sama, marjin laba kotor konsolidasi Perseroan meningkat menjadi 51% pada tahun 2022, dibandingkan dengan 44% pada tahun 2021.
Alasan utama peningkatan ini adalah perolehan marjin laba kotor yang lebih tinggi pada pilar Infrastruktur, yang meningkat dari 29% di tahun 2021 menjadi 40% di tahun 2022, terutama disebabkan adanya penerimaan sebagian atas tagihan yang tertunda di Bekasi Power (yang berasal dari tagihan dari bulan Oktober 2021 hingga Januari 2022) di tahun 2022
Sedangkan biaya produksi yang terkait dengan tagihan tersebut telah dibukukan sebagian besar di tahun sebelumnya. Margin laba kotor dari pilar Land Development & Property meningkat dari 58% pada tahun 2021 menjadi 63% pada tahun 2022, terutama disebabkan oleh berkurangnya kontribusi dari lahan di Kendal yang memiliki margin lebih rendah dibandingkan dengan lahan di Cikarang.
Selanjutnya, marjin laba kotor untuk bangunan pabrik standar, serta produk residensial dan komersial meningkat masing-masing sebesar 2%, 8%, dan 4% dibandingkan tahun 2021.
Terakhir, marjin laba kotor dari pilar Leisure & Hospitality meningkat dari 31% di tahun 2021 menjadi 34% di tahun 2022.
Perseroan mencatat laba bersih sebesar Rp41,0miliar pada tahun 2022, dibandingkan dengan Rp87,6miliar pada tahun 2021.
Faktor utama yang menyebabkan penurunan ini adalah pelemahan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS selama tahun 2022 yang lebih besar dibandingkan tahun 2021.
Sebagai akibat dari pelemahan tersebut, Perseroan mencatatkan rugi selisih kurs sebesar Rp404,0miliar pada tahun 2022, dibandingkan dengan rugi selisih kurs sebesar Rp77,7miliar pada tahun 2021.
EBITDA Perseroan pada tahun 2022 tercatat sebesar Rp1.087,0miliar, meningkat 33% dibandingkan dengan tahun 2021 yang mencatat EBITDA sebesar Rp817,1miliar.
Sumber : Keterbukaan informasi IDX