Harga saham turun merupakan hal yang tidak diinginkan oleh investor ataupun trader. Apa hal yang harus dilakukan ketika harga saham turun??. Ada 3 hal yang dapat dilakukan seorang investor saham ketika harga saham perusahaan yang kita beli mengalami penurunan alias nyangkut :
-
Tetap Tenang
Penurunan harga saham adalah wajar, tidak mungkin kan setiap hari saham suatu perusahaan naik terus?. Harga saham suatu perusahaan di Bursa Efek Indonesia tidak mungkin setiap hari naik. Pasti akan ada saat dimana harga saham tersebut turun. Apabila anda seorang investor saham jangka panjang maka tetap tenang adalah satu cara yang pas.
Daripada melihat grafik saham tiap hari dan khawatir tentang saham yang anda beli. Lebih baik waktunya digunakan untuk melihat pemandangan alam bukan :D.
Just rileks dan keep calm asalkan saham yang anda beli memang bagus fundamentalnya.
“Fundamental tidak hanya dilihat dari laporan keuangan secara kuantitatif saja tetapi juga kualitatifnya.” Apakah prospek masa depan produk atau jasa yang dijual oleh perusahaan yang sahamnya anda beli itu akan selalu ada?.
| Baca juga artikel : Analisis Fundamental Saham
-
Cut Loss
“Cut Loss merupakan istilah di “dunia persahaman” yang artinya kita menjual saham dalam posisi rugi dengan alasan prospek jangka pendeknya.”Biasanya para trader saham yang akan sering melakukan hal ini apabila saham yang dibeli tidak sesuai dengan trading plan mereka.
Apabila sebagai investor saham jangka panjang apakah cut loss perlu dilakukan?? . Jawabannya tergantung, apakah memang prospek masa depan perusahaan itu kurang menjanjikan?.
Contoh siapa yang menyangka ada transportasi online saat ini yang benar-benar merubah cara masyarakat menggunakan transportasi. Siapa tahu juga nanti di masa depan ditemukan layanan yang mengubah peta bisnis perusahaan yang sahamnya kita miliki.
Sebagai seorang investor jangka panjang, pengamatan terhadap perkembangan bisnis tetap perlu dilakukan tapi ga tiap hari juga. Sebulan sekali idealnya.
-
Beli lagi
Ada strategi yang disebut dengan ‘Dollar Cost Averaging” dimana kita “menyicil” beli saham tiap bulannya tanpa melihat berapapun harga saham tersebut.
Jika menurun justru sebenernya momen yang baik untuk membeli lagi saham tersebut sehingga harga rata-rata yang didapatkan makin rendah.
Beli lagi jika memang dari analisa yang kita buat perusahaan tersebut ternyata baik-baik aja alias ada faktor luar yang membuat harga sahamnya turun.
Contoh kasus saham BBCA pada tanggal 7 April 2015 harganya mencapai 15 300 per lembar dan turun terus hingga dibawah 12.000 pada Oktober 2015.
Apa yang terjadi setelah itu?? Karena memang BCA baik-baik aja dan penurunan lebih disebabkan faktor luar ketika itu.Harga sahamnya pun kembali naik setelah faktor luar itu mereda.
Kesimpulan
Ketika harga saham yang kita beli turun maka analisa dulu kenapa bisa turun??. Nah selanjutnya baru buat keputusan apakah keep calm and just relax, cut loss atau nambah beli lagi (jika ada dana dingin tambahan). Good luck and happy investing 😀
Jika anda menyukai artikel ini jangan lupa untuk berlangganan di Youtube Channel Pintar Saham dan nantikan video edukasi tentang saham di channel tersebut. Jangan lupa melihat Facebook Fan Page Pintar Saham Indonesia dan Instagram Pintar Saham @pintarsaham.id
Disclaimer :
Penyebutan nama saham (jika ada) tidak bermaksud untuk memberikan penilaian bagus buruk, atau pun rekomendasi jual beli atau tahan untuk saham tertentu. Tujuan pemberian contoh adalah untuk menunjukkan fakta yang menguatkan opini penulis. Kinerja Masa Lalu tidak menjadi jaminan akan kembali terulang pada masa yang akan datang. Semua data dan hasil pengolahan data diambil dari sumber yang dianggap terpercaya dan diolah dengan usaha terbaik. Meski demikian, penulis tidak menjamin kebenaran sumber data. Data dan hasil pengolahan data dapat berubah sewaktu-waktu tanpa adanya pemberitahuan. Seluruh tulisan, komentar dan tanggapan atas komentar merupakan opini pribadi
