The Photoshop Beta introduces several new features, but the highlight is the Generative Fill feature.

Skydrugz Radar 22 Oktober 2021: Coal Anjlok, Time to Panic?

Skydrugz Radar 22 Oktober 2021: Coal Anjlok, Time to Panic?

Saya melihat banyak sekali investor yang membeli saham tanpa melakukan analisis terlebih dahulu. Sehingga begitu melihat harga saham anjlok, mereka langsung panik tidak karuan. Mereka tidak tahu apa yang mereka beli, tidak tahu bagaimana valuasinya, tidak tahu bagaimana prospeknya. Benar-benar blind buy, blind sell.

Ketika masuk di market, kita harus memilih, mau jadi trader atau mau jadi investor long term.

Kalau mau jadi trader, senjata utama sudah jelas adalah technical analysis. Lihat trendline, lihat pattern, lihat indikator. Pattern oke, harga masih di atas trendline, indikator green light, maka jump in, follow the wave. Patah trend, exit.

Kalau mau jadi investor long term, senjata utama sudah jelas adalah fundamental analysis. Lihat LK, lihat prospek bisnis, lihat GCG. Valuasi murah, jump in. Makin anjlok, makin jump in selama fundamental tidak berubah.

Dua metode pendekatan market di atas sangat berbeda.

Sebagai contoh kita lihat case market PTBA. Kalau pakai pendekatan trading short term, begitu patah trend MA10 dan MA20 kemarin, itu artinya time to exit.

Namun kalau pakai pendekatan investor long term, begitu kemarin harga anjlok di bawah 2700, itu justru sinyal entry to buy karena valuasi PTBA begitu anjlok di bawah 2700 menjadi lebih murah. Malah investor long term yang tahu valuasi PTBA, sebenarnya berharap PTBA anjlok saja ke 1000 rupiah atau malah 500 rupiah agar bisa dibeli lebih banyak. Bila EPS PTBA 300 rupiah dan kita bisa beli di harga 1000 rupiah maka menurut saya itu adalah super bargain.

Jadi dengan dua pendekatan tersebut maka approach dan reaksi kita terhadap market bisa berbeda. Trader short term harusnya sudah exit dari PTBA begitu kemarin patah trend. Sedangkan investor long term mungkin baru masuk 5% alokasi awal dari dana yang disiapkan untuk entry coal.

Masalah terbesarnya adalah banyak pelaku di market yang belum bisa menentukan jati dirinya karena mayoritas dari mereka membeli saham hanya karena ikut-ikutan.

Saya banyak menemukan kejadian di mana seorang trader awalnya masuk karena alasan teknikal. Buy on breakout ketika resistance MA10 dijebol. Namun begitu trend patah, dia tidak mau disiplin cutloss, dari awalnya niat masuk karena pengen trading, langsung berubah haluan jadi investor, mencari-cari pembenaran mengapa harus hold posisi di saham yang dia nyangkut akibat tidak disiplin trading.

Study Case Trading Short-Term

Sebagai contoh, seorang trader kalau mau menggunakan MA9 sebagai patokan entry dan exit trading di PTBA.

Garis ungu = MA9

Garis kuning = MA26

PTBA Coal

Misalnya trader tersebut bikin trading rule, hanya akan beli PTBA jika harga menembus resistance MA9. Dan exit begitu support MA9 jebol. Kira-kira seperti gambar di atas. Kalau disiplin sama trading rule sendiri maka harusnya kemarin trader tersebut sudah exit karena harga PTBA sudah jebol support MA9 di 2810. Kalau mau entry lagi, maka tunggu konfirmasi resistance MA9 2810 berhasil breakout. Simple. Tapi ingat, ini hanya contoh saja. Metode trading dengan menggunakan MA sebagai indikator hanya bisa bekerja dengan baik pada saham yang lagi uptrend. Saham yang lagi sideways dan downtrend sangat beresiko menggunakan MA sebagai satu-satunya indikator.

Yang problem dan sering saya temukan adalah banyak trader awalnya masuk karena Buy on Breakout lalu begitu support jebol, mereka tetap hold dan mulai berubah jadi investor. Ini adalah sebuah kesalahan yang sangat besar.

Beda cerita dengan kalau melihat entry PTBA dengan pendekatan fundamental.

Study Case Investor

Misalnya kita sudah bikin rule, bahwa kita hanya akan beli PTBA jika PER forward nya kurang dari 7. Dari hitungan valuasi saya, estimasi EPS PTBA di 2021 adalah 400 rupiah. Sehingga di harga sekarang 2720, PER forward PTBA adalah 6,8. Sehingga dapat saya katakan kalau PTBA masih undervalued dari rule investasi yang sudah kita buat, jadi begitu PTBA anjlok, tinggal klik buy saja. Saya akan stop buy PTBA jika PER forward PTBA adalah 7 atau di kisaran 2800 rupiah. Makin anjlok, makin beli.

  • PER forward 7 = 2800 selot
  • PER forward 6.5 = 2600 selot
  • PER forward 6 = 2400 selot
  • PER forward 5 = 2000 selot
  • PER forward 4 = 1600 selot
  • PER forward 3 = 1200 selot
  • PER forward 2 = 800 selot
  • PER forward 1 = 400 selot

Easy.

Jadi silahkan pilih kalian mau pakai pendekatan apa. Be an independent investor.

Bagi yang bingung mau trading atau investasi bisa ikutan Webinar Pintarsaham GRATIS dengan daftar di link ini:

Webinar akan dilaksanakan malam ini pukul 19.00 WIB.

Saya sendiri lebih suka pendekatan fundamental ketimbang pendekatan technical.

Kalau value investor pasti berharap bisa beli PTBA di harga <2500. Makin murah belinya, maka potensi dividen yield bisa lebih besar.

Apakah harus panic lihat coal anjlok?

Harga Coal

TradingView Chart

Mari kita belajar dari sejarah. Seorang investor dan trader harus belajar dari sejarah agar bisa membuat rencana antisipatif.

Ketika BUMI bisa menembus harga 8000 rupiah, berapa harga coal, berapa jumlah produksi mereka.

Ketika ITMG berhasil menembus 30.000 dan 50.000 rupiah di masa lalu, berapa harga coal waktu itu, dan berapa jumlah produksi mereka.

Ketika PTBA berhasil menembus 4000 rupiah di masa lalu, berapa harga coal waktu itu dan berapa jumlah produksi mereka.

Ketika ADRO berhasil menembus 2500 rupiah di masa lalu, berapa harga coal waktu itu dan berapa jumlah produksi mereka.

Ketika DOID berhasil menembus 800 rupiah di masa lalu, berapa harga coal waktu itu dan berapa jumlah produksi mereka.

Ketika INDY berhasil menembus 4000 rupiah di masa lalu, berapa harga coal waktu itu dan berapa jumlah produksi mereka.

Coba direnungkan baik-baik. Apakah mungkin laba perusahaan coal akan tetap sama ketika harga komoditasnya sudah all time high?

Skydrugz Bot Radar

Progress Project Oktober 2021:

Saham PBV PER Plan Harga Ket.
BCAP 0.88 175.65 STOP (Hold/Sell) 105
FPNI 0.87 5.11 Still Bid 232, 228 236
GJTL 0,37 13,58 STOP (Hold/Sell) 765
TOWR 5.71 17.89 Bid 1160, 1120, 1090, 1060 1185
KBLI 0,54 24,85 Bid 300 296 294 304

Hari ini rencananya hanya BCAP dan GJTL yang stop bid (bagi yang mau jual dan melakukan rebalancing ke saham lain silahkan)

Yang lainnya tetap bid bawah seperti biasa. No haka haka club. Bid selot selot di bawah as always. Guidelines untuk menggunakan Radar cek di sini.

Alasan mengapa saya memilih semua saham di atas bisa cek di artikel sebelumnya.

Guidelines Average Down Buat Yang Nyangkut Pucuk cek di sini

Pintarsaham dan DBS Digibank akan mengadakan Webinar Saham FREE pada tanggal 22 Oktober 2021 pukul 19.00 WIB. Jangan lupa untuk mendaftarkan diri :

Jika ingin mendapatkan data analisis Laporan Keuangan Kuartalan bisa pesan di sini atau menghubungi Whatsapp Admin Pintarsaham.id +62 831-1918-1386

Untuk konsultasi perencanaan keuangan atau Financial Planning dari Certified Financial Planner Tim Pintarsaham.id bisa juga melakukan reservasi via Whatsapp +62 831-1918-1386

Jika ingin membuat rekening sekuritas bisa chat via whatsapp nomor 083119181386

Jika anda menyukai artikel ini jangan lupa untuk berlangganan di Youtube Channel Pintar Saham dan nantikan video edukasi tentang saham di channel tersebut. Jangan lupa melihat Facebook Fan Page Pintar Saham Indonesia dan Instagram Pintar Saham @pintarsaham.id

Disclaimer :

Penyebutan nama saham (jika ada) tidak bermaksud untuk memberikan penilaian bagus buruk, atau pun rekomendasi jual beli atau tahan untuk saham tertentu. Tujuan pemberian contoh adalah untuk menunjukkan fakta yang menguatkan opini penulis. Kinerja Masa Lalu tidak menjadi jaminan akan kembali terulang pada masa yang akan datang. Semua data dan hasil pengolahan data diambil dari sumber yang dianggap terpercaya dan diolah dengan usaha terbaik. Meski demikian, penulis tidak menjamin kebenaran sumber data. Data dan hasil pengolahan data dapat berubah sewaktu-waktu tanpa adanya pemberitahuan. Seluruh tulisan, komentar dan tanggapan atas komentar merupakan opini pribadi.

 

 

Share this post :
Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *