The Photoshop Beta introduces several new features, but the highlight is the Generative Fill feature.

Skydrugz Dividend Stock Seri 9 Oktober 2021

Skydrugz Dividend Stock Seri 9 Oktober 2021

Pada artikel ini dan mungkin juga untuk artikel di masa depan saya akan memberikan list saham yang menurut saya memiliki dividen yang menarik dan berpotensi sustainable.

Menurut saya suatu saham memiliki potensi untuk menghasilkan dividen yang sustainable jika memenuhi beberapa syarat berikut:

1. Laba operasional harus lebih besar dari pendapatan lain – lain. Karena yang kita inginkan adalah laba yang dibagikan sebagai dividen bukan lah one off gain alias laba lain – lain yang hanya sekali saja muncul namun di tahun berikutnya tidak ada.

2. Laba operasional dan laba bersih perusahaan harus lebih besar dari beban keuangan. Karena salah satu penyebab mengapa banyak perusahaan tidak bagi dividen adalah karena beban keuangan seperti beban bunga bank atau beban kupon obligasi terlalu besar sehingga perusahaan lebih memilih membayar hal tersebut ketimbang membagikan dividen. Dari urutan prioritas modal, Bond holder ataupun kreditor bank menjadi investor yang didahulukan untuk dibayar terlebih dahulu. Investor saham adalah pihak yang paling terakhir mendapatkan bagian dari perusahaan. Jadi pembayaran dividen hanya bisa dilakukan jika bunga utang bank atau kupon obligasi sudah dibayarkan.

Seringkali dalam klausul obligasi atau pinjaman bank terdapat negative covenant atau hal-hal yang tidak boleh dilakukan oleh penerima pinjaman selama jangka waktu kredit, meliputi pelarangan dalam pembagian dividen, melunasi hutang kepada pihak terafiliasi, menjaminkan harta perusahaan kepada pihak ketiga,dst. Dari negative covenant ini sudah dapat kita lihat kalau jatah dividen untuk pemegang saham adalah yang paling akhir urutannya dalam hierarchy prioritas.

3. Dividend payout ratio tidak lebih besar dari 200%. Idealnya sebuah perusahaan membagikan dividen tidak boleh lebih dari 50% dari total laba. Dengan tujuan agar 50% laba sisanya dapat digunakan untuk ekspansi perusahaan. Namun untuk perusahaan yang sudah mature, seringkali mereka bagi dividen 100% dari total laba. Menurut saya itu tidak menjadi masalah besar. Karena banyak perusahaan mature tetap konsisten membagikan 100% labanya selama bertahun-tahun seperti INTP UNVR HMSP. Jadi dividend payout ratio sampai 100% pun masih bisa dianggap sustainble dengan catatan perusahaan tersebut memang sudah mature. Yang menurut saya tidak sustainable adalah jika perusahaan membagikan dividen lebih dari 200% dari total laba. Jika misalnya sebuah perusahaan dalam 1 tahun hanya cetak laba 100 Milyar, lalu bagi dividen 200 miliar. Maka kita harus bertanya, mengapa perusahaan bagi dividen lebih besar dari laba dan dari mana sumber dividennya. Jika ternyata sumber dividennya berasal dari utang, maka be careful. Itu adalah red flag.

Dari tiga kriteria di atas kemudian saya gabungkan dengan kriteria neglected stock alias saham terbuang versi Skydrugz. Berhubung saya adalah investor yang suka membeli saham tidak populer maka ketidakpopuleran sebuah saham menjadi salah satu kriteria yang wajib ada dalam pemilihan saham.

Dari empat faktor di atas maka saham dengan dividen menarik di seri 9 Oktober 2021 antara lain:

Saham DY(%) Laba

Bersih

Laba

Lain-lain

Beban

Keuangan

Harga
TPMA 4.70% 31.86 B (8.87 B) (7.54 B) 490
LPGI 7.48% 73.43 B 9.42 B 3730
HEXA 30.78% 112.06 B 1.62 B (507.76 M) 3850

Ternyata yang masuk ke dalam radar Skydrugz Dividend Stock hanya 3 saham yakni TPMA LPGI dan HEXA. Sebenarnya ada banyak saham lain yang memiliki dividen besar. Mereka memenuhi 3 kriteria pertama namun gagal memenuhi kriteria keempat mengenai neglected stock.

TPMA LPGI HEXA memenuhi semua kriteria dividen yang saya inginkan.

TPMA semua dividen murni berasal dari laba operasional karena perusahaan ini tidak memiliki laba lain – lain, yang ada malah beban lain-lain.

Sedangkan LPGI dan HEXA memiliki laba lain – lain namun nilainya sangat kecil. Hanya menyumbangkan kurang dari 20% laba bersih sehingga bisa dikatakan tidak terlalu material terhadap kontribusi laba bersih sekaligus dividen.

Beban keuangan TPMA juga menurut saya agak riskan karena nilainya lebih besar dari 20% dari total laba bersih. Yang menurut saya sangat sehat adalah LPGI dan HEXA. Jadi menurut saya kalau dari sisi kesehatan, LPGI yang paling sehat karena tidak memiliki beban keuangan sama sekali lalu diikuti oleh HEXA dan terakhir adalah TPMA.

Saham – saham yang terabaikan sekarang, akan menjadi rebutan di masa depan.

Silahkan dianalisis kembali.

Pintarsaham.id dan DBS Digibank akan mengadakan Webinar Saham FREE pada tanggal 22 Oktober 2021 pukul 19.00 WIB. Jangan lupa untuk mendaftarkan diri :

Jika ingin mendapatkan data analisis Laporan Keuangan Kuartalan bisa pesan di sini atau menghubungi Whatsapp Admin Pintarsaham.id +62 831-1918-1386

Untuk konsultasi perencanaan keuangan atau Financial Planning dari Certified Financial Planner Tim Pintarsaham.id bisa juga melakukan reservasi via Whatsapp +62 831-1918-1386

Jika ingin membuat rekening sekuritas bisa chat via whatsapp nomor 083119181386

Jika anda menyukai artikel ini jangan lupa untuk berlangganan di Youtube Channel Pintar Saham dan nantikan video edukasi tentang saham di channel tersebut. Jangan lupa melihat Facebook Fan Page Pintar Saham Indonesia dan Instagram Pintar Saham @pintarsaham.id

Disclaimer :

Penyebutan nama saham (jika ada) tidak bermaksud untuk memberikan penilaian bagus buruk, atau pun rekomendasi jual beli atau tahan untuk saham tertentu. Tujuan pemberian contoh adalah untuk menunjukkan fakta yang menguatkan opini penulis. Kinerja Masa Lalu tidak menjadi jaminan akan kembali terulang pada masa yang akan datang. Semua data dan hasil pengolahan data diambil dari sumber yang dianggap terpercaya dan diolah dengan usaha terbaik. Meski demikian, penulis tidak menjamin kebenaran sumber data. Data dan hasil pengolahan data dapat berubah sewaktu-waktu tanpa adanya pemberitahuan. Seluruh tulisan, komentar dan tanggapan atas komentar merupakan opini pribadi.

 

Share this post :
Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *