The Photoshop Beta introduces several new features, but the highlight is the Generative Fill feature.

Skydrugz Corner: Perolehan Kontrak BUMN Karya

Skydrugz Corner: Perolehan Kontrak BUMN Karya

Untuk bisa membuat proyeksi revenue perusahaan kontraktor di masa depan, salah satunya adalah melalui perolehan kontrak selama tahun berjalan. Meskipun memang tidak semua kontrak tahun berjalan bisa berakhir menjadi laba namun setidaknya dengan mengetahui jumlah perolehan kontrak tahun berjalan kita bisa punya gambaran mengenai kondisi bisnis perusahaan.

Misalnya saja kalau perusahaan konstruksi menargetkan memperoleh kontrak 10 Triliun tapi ternyata realisasi hanya mencapai 5 Triliun itu artinya kondisi bisnis sedang sulit. Sedangkan bila target kontrak 10 Triliun tapi ternyata perolehan tembus 20 Triliun itu artinya kondisi bisnis sedang baik.

Tinggal kembali ke manajemen saja. Apakah mampu mengkonversi semua perolehan kontrak menjadi laba. Karena terkadang ada kontrak yang mandek atau ketika mau melaksanakan kontrak tiba – tiba modal kerja habis sehingga perusahaan harus ambil utang dengan bunga yang lebih tinggi dan berakibat pada naiknya cost atau kontrak sudah tuntas tapi ternyata pihak yang memberikan kontrak kehabisan duit sehingga pembayaran telat atau malah gagal bayar. Jadi memang banyak tantangan untuk mengkonversikan perolehan kontrak menjadi revenue dan laba.

Perolehan Kontrak

Berikut perolehan kontrak BUMN Karya Selama 2021:

PT Waskita Karya Tbk (WSKT) mencatatkan nilai kontrak baru sebesar Rp 20,51 triliun hingga akhir Desember 2021 atau mencapai 100% target nilai kontrak baru perseroan pada tahun 2021. Pada tahun 2022, perseroan menargetkan nilai kontrak baru Rp 25-30 triliun.

Namun jika dibandingkan dengan tahun lalu, Waskita (WSKT) bukukan Kontrak Baru Rp27 Triliun pada 2020 sedangkan tahun ini hanya 20,51 Triliun.

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk atau WIKA meraih kontrak baru senilai Rp13,16 triliun hingga kuartal III2021 atau meningkat 92,4 persen dibandingkan periode sama 2020.

Namun raihan kontrak baru yang dibukukan WIKA senilai Rp13,16 triliun di Q3-2021, masih berada di posisi 37,6% dari target kontrak baru WIKA Rp 35 triliun pada 2021.

Target kontrak baru ADHI senilai Rp25 triliun di 2021 namun PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) baru merealisasikan perolehan kontrak baru sebesar Rp 11,3 triliun hingga September 2021.

Realisasi perolehan kontrak baru ini naik sebesar 82,3 persen dibandingkan perolehan kontrak baru pada kuartal ketiga tahun lalu sebesar Rp 6,2 triliun.

Dengan demikian perolehan kontrak ADHI 2021 hingga September adalah 45,2%

PT PP Tbk (PTPP) mencatatkan, perolehan kontrak baru sebesar Rp 15,4 triliun hingga Oktober 2021. Adapun capaian kontrak baru itu tumbuh 15,07% secara year on year (yoy).

Tapi perusahaan pelat merah ini telah menargetkan kontrak baru di tahun ini bisa mencapai Rp 30,1 triliun.

Jadi perolehan kontrak PTPP 2021 hingga Oktober adalah 51%.

Ringkasan
Saham Pendapatan PBV PER Harga Last Data Perolehan Kontrak Target Kontrak 2021 Realisasi
WSKT 7125.24 Milyar 2.6 60.97 625 Des 2021 20,5 T 20,5 T 100%
ADHI 7350.76 Milyar 0.57 142.01 895 Sep 2021 11,3 T 25 T 45,2%
PTPP 11211.76 Milyar 0.58 36.29 1010 Sep 2021 15,4 T 30,1 T 51%
WIKA 11647.97 Milyar 0.73 71.48 1110 Okt 2021 13,16 T 35 T 37,6%

Jadi dari data di atas kita bisa melihat baru WSKT yang melaporkan target kontrak 2021 berhasil mencapai 100%.

Perusahaan BUMN Karya lain belum melaporkan capaian target mereka hingga Desember 2021. WSKT lebih cepat melaporkan capaian target karena mereka ingin melakukan right Issue.

Dari data di atas kita bisa melihat bahwa WIKA yang capaian kontraknya paling rendah. Masih 37,6% dari target awal 35 Triliun. Masalahnya adalah WIKA memasang target raihan kontrak paling besar di 2021. Mereka memasang target 35 Triliun. Tidak ada BUMN lain yang memasang target kontrak sebesar itu. Bahkan WSKT saja hanya memasang target 20,5 Triliun dan mereka sudah berhasil mencapai target tersebut.

Tinggal kita tunggu saja target capaian BUMN Karya lainnya.

Valuasi

Secara PBV, BUMN Karya yang paling murah adalah ADHI lalu diikuti PTPP, WIKA dan terakhir WSKT.

Sedangkan secara PER, yang paling Undervalued adalah PTPP, lalu diikuti WSKT, WIKA dan terakhir adalah ADHI.

Keputusan Jual dan Beli ada di Tangan Masing-masing. .

Jika ingin membuat rekening sekuritas bisa chat via whatsapp nomor 083119181386

Untuk bisa beli saham di Nasdaq seperti Google, Apple, atau Tesla maka bisa download aplikasi Gotrade di sini.

Kalau niat buka tabungan Bank Jago untuk dapat cashback bisa klik link ini https://jadi.jago.com/3IfQIH

Kalau mau buka rekening Bank Neo Commerce untuk dapat cashback bisa pakai link ini https://s.bankneo.co.id/qPJh00 atau kode referal BVRRL2 atau R35000

Untuk konsultasi perencanaan keuangan atau Financial Planning dari Certified Financial Planner Tim Pintarsaham.id bisa juga melakukan reservasi via Whatsapp +62 831-1918-138

Bila ingin mendaftar menjadi member Pintarsaham.id bisa hubungi Admin Pintarsaham.id via WA +62 831-1918-1386

Sedangkan jika ingin Trading Kripto bisa daftar di sini

Kode referal Akun Binance SV06XFJZ

Jika anda menyukai artikel ini jangan lupa untuk berlangganan di Youtube Channel Pintar Saham dan nantikan video edukasi tentang saham di channel tersebut. Jangan lupa melihat Facebook Fan Page Pintar Saham Indonesia dan Instagram Pintar Saham @pintarsaham.id

Disclaimer :

Penyebutan nama saham (jika ada) tidak bermaksud untuk memberikan penilaian bagus buruk, atau pun rekomendasi jual beli atau tahan untuk saham tertentu. Tujuan pemberian contoh adalah untuk menunjukkan fakta yang menguatkan opini penulis. Kinerja Masa Lalu tidak menjadi jaminan akan kembali terulang pada masa yang akan datang. Semua data dan hasil pengolahan data diambil dari sumber yang dianggap terpercaya dan diolah dengan usaha terbaik. Meski demikian, penulis tidak menjamin kebenaran sumber data. Data dan hasil pengolahan data dapat berubah sewaktu-waktu tanpa adanya pemberitahuan. Seluruh tulisan, komentar dan tanggapan atas komentar merupakan opini pribadi.

Share this post :
Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *